MEDIASERUNI – Satu-satunya karya seni yang pernah sukses di muka bumi ini, barangkali wayang. Saking dahsyatnya penokohan pelakonnya, sampai-sampai terkesan tokoh-tokohnya pernah hidup layaknya manusia.

Fenomena ini pun terjadi. Sebagian orang atau kelompok bahkan praktisi spiritual tak luput dari fenomena ini, yang tumbuh dan mengalir secara alami akibat kedahsyatan watak para tokohnya.

Tokoh-tokoh dalam cerita wayang kulit memang memiliki penggambaran sifat yang berbeda-beda dan seringkali mewakili berbagai perwatakan yang ada dalam kehidupan manusia.

Namun, perlu dicatat bahwa tokoh-tokoh dalam cerita wayang tidak pernah benar-benar hidup di muka bumi. Mereka adalah karakter fiksi yang muncul dalam wiracarita Ramayana dan Mahabharata, serta sering dipentaskan dalam pertunjukan wayang.

Yudhistira
Yudhistira adalah putra sulung Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Ia memiliki watak sabar, ikhlas, percaya atas kekuasaan Tuhan, taat dalam beragama, selalu bertindak adil, dan jujur.

Karena sifatnya yang sangat jujur, Yudhistira tidak bisa berdusta pada siapapun, baik kepada kawan maupun lawan. Ia juga tak pernah marah dan mengutamakan hidup yang damai.

Baca Juga:  Begini Tanda Tanda Aneh yang Dialami saat Malam Lailatul Qadar

Bima
Bima merupakan salah satu dari lima Pandawa. Ia dikenal sebagai tokoh yang kuat, kasar, dan menakutkan bagi musuh, meskipun sebenarnya memiliki hati yang lembut.

Bima memiliki karakter gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh, jujur, dan menganggap semua orang sama derajatnya. Oleh karena itu, Bima tidak pernah menggunakan bahasa halus (krama inggil) atau duduk di depan lawan bicaranya.

Arjuna
Arjuna adalah salah satu dari lima Pandawa, anak Dewi Kunti dan Prabu Pandu Dewanata.
Ia dikenal sebagai Pandawa yang menawan parasnya dan lemah lembut budinya.

Arjuna memiliki karakter yang mulia, berjiwa kesatria, imannya kuat, tahan terhadap godaan duniawi, gagah berani, dan selalu berhasil merebut kejayaan sehingga dijuluki “Dananjaya”.

Nakula
Nakula menempati posisi keempat dalam silsilah putra Pandawa. Ia mahir menunggang kuda dan pandai menggunakan senjata panah dan lembing. Nakula memiliki watak jujur, setia, taat, belas kasih, dan pandai menyimpan rahasia.

Sadewa
Sadewa adalah saudara kembar Nakula. Ia memiliki kesaktian yang diberikan oleh Ditya Sapujagad sehingga tidak akan pernah lupa akan sesuatu yang telah diketahuinya. Sadewa memiliki sifat jujur, setia, taat, belas kasih, dan pandai menyimpan rahasia.

Baca Juga:  Wisatawan Tenggelam di Pantai Legian Bali, Pemuda Batak Bersatu dan MIO Bali Pantau Pencarian Korban

Di Indonesia, wayang sudah ada sejak zaman hindhu budda. Sebutan Wayang berasal dari bahasa Jawa yang berarti bayangan atau gambar. Sedangkan kulit mengacu pada bahan kulit yang digunakan untuk membuat figur dalam pertunjukan ini.

Para sejarawan umumnya meyakini bahwa wayang kulit pertama kali muncul di Jawa dan Bali. Ada beberapa teori tentang asal-usul wayang. Salah satu pendapat mengemukakan bahwa wayang kulit muncul pertama kali di wilayah Jawa Timur.

Ada juga yang berpendapat bahwa wayang kulit berasal dari India dan dibawa masuk ke Indonesia bersamaan dengan pengaruh agama Hindu dan Buddha pada awal Masehi.

Jadi, meskipun tokoh-tokoh dalam cerita wayang memiliki sifat-sifat yang mengandung pesan moral, mereka tetaplah karakter fiksi yang hanya ada dalam dunia seni pertunjukan tradisional Indonesia. (Ari/*)