MEDIASERUNI – Bicara mengenai kerajaan tentu tak terlepas dari pusaka yang dimilikinya. Malah, yang terjadi senjata – senjata pusaka tersebut yang membuat kerajaan itu tersohor di penjuru dunia.
Demikian pun kerajaan-kerajaan nusantara zaman dulu. Beberapa senjata pusakanya disebut memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, dan membuat kerajaaan itu disegani kawan maupun lawan.
Kendati demikian, hal yang patut dicatat, bahwa semua senjata pusaka memiliki cerita dan makna yang mendalam, dan menjadi bagian penting dari warisan budaya dan sejarah.
Berikut ini empat pusaka yang tersohor pada zaman kerjaan-kerajaan nusantara.
1. Keris Empu Gandring
Keris ini terkenal dalam riwayat berdirinya Kerajaan Singasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Keris ini dikenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singasari, termasuk pendiri dan pemakainya, Ken Arok.
Keris ini dibuat oleh Empu Gandring, seorang pandai besi yang sangat sakti, atas pesanan Ken Arok. Meskipun pekerjaannya hampir mustahil dilakukan dalam satu malam, Empu Gandring menyelesaikannya dengan kekuatan gaib.
Keris Mpuh Gandring yang dibuat dalam satu ini konon memiliki kemampuan supranatural yang melebihi keris pusaka masa itu, termasuk mistis kutukannya.
2. Kujang Siliwangi
Kujang adalah senjata tradisional khas dari Jawa Barat, tepatnya Pasundan (Sunda).
Kujang dikenal sebagai senjata pusaka yang memiliki nilai sakral serta kekuatan magis, mirip dengan keris
Bentuk Kujang cukup unik dan tidak ada senjata tradisional dari daerah manapun yang menyerupai bentuknya. Pemilik terkenal senjata pusaka ini Prabu Suliwangi, raja besar di tanah Sunda pada masa itu.
Asal-usul istilah “Kujang” berasal dari kata “Kudihyang,” yang berarti senjata pusaka dengan kekuatan ghaib untuk menghalau musuh, menghindari bahaya, dan menangkal wabah penyakit.
Kujang juga disimpan sebagai benda pusaka untuk melindungi rumah dari bahaya.
Secara umum, Kujang dapat diartikan sebagai pusaka yang berasal dari para Dewa (Hyang) dan sekaligus sebagai sebuah senjata.
3. Tombak Kyai Plered
Tombak adalah senjata pusaka yang memiliki peran penting dalam budaya dan upacara adat Indonesia. Dalam upacara pernikahan atau pemakaman, tombak sering digunakan sebagai simbol perlindungan, keberanian, dan keseimbangan.
Tombak juga memiliki makna spiritual dan simbolisme dalam ritus-ritus kehidupan.
Dalam banyak cerita rakyat dan mitologi, pahlawan-pahlawan menggunakan tombak sebagai senjata untuk melawan musuh atau menghadapi rintangan.
Tombak Kyai Plered mikik Jaka Tingkir yang digunakan untuk membunuh Adipati Jipang yang sakti, diantaranya, selain Tombak Kyai Baru Klinthing. Tombak ini memiliki kekuatan luar biasa dan kisah yang sangat terkenal.
Keduaanya berada pada masa yang bisa dikatakan bersinambungan, yaitu dari zaman Kerajaan Pajang hingga Mataram Islam.
Tombak Kyai Plered dan Kyai Baru Klinthing adalah pusaka Keraton Yogyakarta peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang memiliki makna dan kehebatan tersendiri.
4. Parang Salawaku
Parang Salawaku adalah senjata pusaka yang dapat ditemukan pada lambang pemerintah kota Ambon. Bagi masyarakat Maluku, Parang dan Salawaku adalah simbol kemerdekaan rakyat. Senjata ini juga dapat disaksikan saat menari Cakalele, yaitu tarian yang menyimbolkan kekuatan kaum pria Maluku. (Ari/*)