MEDIASERUNI – Meski tidak secara spesifik disebutkan, namun misteri padi di Karawang turut mewarnai perjalanan panjang daerah ini, hingga menjadi Kabupaten Karawang.
Asal-usul tanaman padi di Karawang memiliki sejarah menarik dan beragam. Beberapa literatur bahkan mengaitkan dengan eksistensi Cilamaya, sebuah daerah di Kabupaten Karawang.
Varietas Cilamaya Muncul dan Ciherang, merupakan varietas padi yang ditanam petani Cilamaya hingga sekarang. Varietas ini jadi varietas unggulan yang jadi khas padi Cilamaya.
Dalam literatur lain pun menyebut, Syeh Hasanudin bin Yusuf Idlofi dikenal sebagai Syeh Quro disebut-sebut telah membawa sekantung bibit padi.
Syeh Quro datang dari Mekah dan bermukim di Karawang pada 1415 M, mendapatkan bibit padi itu dari sebuah kapal dagang, setelah mendapat petunjuk tentang negeri yang permukaan tanahnya dihiasi cahaya kemilau laksana emas.
Kendati demikian, sejarah menyebutkan, secara global tanaman padi sudah ada sejak zaman kolonial belanda. Pada 1870, dikeluarkan UU Agraria yang mengatur bahwa tanah yang bukan tanah adat dikuasai oleh negara.
Karawang sendiri, pasca era tersebut kemudian dikenal sebagai daerah pusat penghasil beras utama di Pulau Jawa atau lumbung padi nasional, hingga akhir abad ke-20
Sementara itu, di zaman Sultan Agung Mataram, pada tahun 1600 an, untuk bertahan hidup dan persiapan logistik misi penyerangan terhadap Kompeni Belanda di Batavia, tentaranya menanam padi di Karawang.
Namun, informasi mengenai asal-usul padi secara umum menunjukkan bahwa padi telah dibudidayakan sejak ribuan tahun lalu di berbagai wilayah, termasuk Asia Tenggara.
Asal-Usul Padi
Tanaman padi atau Oryza sativa tumbuh liar secara alami di daratan utama Asia Tenggara. Diperkirakan padi telah dibudidayakan sejak 6000 SM (Sebelum Masehi).
Berdasarkan jejak arkeologi, padi japonica pertama kali didomestikasi di Lembah Yangtze, China bagian selatan, sekitar 9.000 tahun lalu. Sementara itu, padi indica mulai dibudidayakan di lembah Sungai Gangga sekitar 5.000 tahun lalu.
Tanaman padi inilah diperkirakan menyebar keseluruh dunia, termasuk Indonesia melalui kapal-kapal dagang yang berniaga ke Indonesia, termasuk Karawang. (Ari/*)