MEDIASERUNI – Indonesia negeri yang penuh rahasia. Bukan cuma terkenal dengan mistisnya, tetapi juga misteri yang menyelimuti tradisi dan budayanya. Salah satunya adalah tradisi kuno Lembah Baliem, Papua, yang menggunakan mumi dalam ritual adat.
Tradisi kuno Lembah Baliem ini merupakan ritual adat Suku Dani yang sangat erat kaitannya dengan penghormatan terhadap leluhur, khususnya untuk menghormati para kepala suku atau tokoh penting.
Ritual utama yang melibatkan mumi dikenal dengan sebutan Wamena, yang merupakan salah satu ritual penghormatan leluhur tertinggi.
Mumi di dalam suku Dani bukanlah mayat yang dikubur, melainkan jasad yang diawetkan secara tradisional melalui proses pengasapan.
Proses ini dilakukan dengan cara mengasapi mayat di atas api yang menyala dalam sebuah gubuk selama beberapa minggu hingga bertahun-tahun. Jasad yang telah menjadi mumi kemudian disimpan dan dirawat dengan baik oleh suku.
Prosesi penghormatan dengan mumi melibatkan pengangkatan mumi tersebut dalam sebuah upacara besar, di mana para anggota suku melakukan tarian dan nyanyian sakral.
Mumi biasanya dibawa keluar dari penyimpanannya untuk diperlihatkan kepada generasi muda sebagai bentuk penghormatan kepada nenek moyang mereka.
Ritual ini juga dianggap sebagai cara menjaga hubungan spiritual antara yang hidup dan yang telah meninggal, sehingga huhungan diantara keduanya tetap berlangsung, mesti sebatas spiritual.
Mumi digunakan karena dianggap sebagai perwujudan fisik dari para leluhur yang masih memiliki kekuatan spiritual. Bagi Suku Dani, mumi mewakili perlindungan dan keberkahan bagi masyarakat mereka.
Kehadiran mumi dalam prosesi upacara menjadi simbol penghormatan tertinggi kepada leluhur dan dianggap membawa keseimbangan, keberuntungan, serta kekuatan bagi suku.
Mumi juga menjadi simbol kekuatan kepemimpinan di dalam suku, terutama jika yang diawetkan adalah kepala suku atau prajurit tangguh. Dalam konteks kepercayaan spiritual, mumi merupakan medium antara dunia fisik dan dunia roh.
Suku Dani percaya bahwa dengan merawat dan menghormati mumi, mereka menjaga keharmonisan antara kehidupan dan kematian, serta memastikan perlindungan dari leluhur mereka. (*)