Menurut Barnas, kasus yang dialami RD berawal dari keterlambatan penanganan setelah lahir, ditambah ketidaktahuan orang tua mengenai kondisi kesehatan anak. Hal ini menggarisbawahi perlunya edukasi kesehatan kepada orang tua agar lebih peka terhadap kondisi anak lebih detail. Ia mencontohkan, jika terjadi tanda-tanda seperti demam, gangguan penglihatan, atau pendengaran untuk segera membawa anak ke puskesmas.
“Jadi segeralah untuk mendatangi puskesmas terdekat sehingga bisa dideteksi terhadap penyakit-penyakit yang atau kekurangan apapun lah namanya bisa dideteksi,” tambahnya.
Barnas juga menginstruksikan pihak RSUD dr. Slamet untuk menangani kasus RD hingga tuntas. Selain itu, ia berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memastikan kebutuhan gizi pasien terpenuhi, sekaligus menjamin keberlangsungan hidup pasien ke depannya
“Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah untuk peduli terhadap kasus-kasus yang terjadi seperti ini,” ajaknya.
Setelah berbincang dengan ayah RD yang bekerja serabutan sebagai kuli bangunan, Barnas bahkan menawarkan bantuan untuk mengasuh salah satu anaknya. “Karena manusia itu ya harus saling tolong menolong, dan kami nanti juga ingin ngobrol dengan teman-teman bagaimana agar persoalan-persoalan yang tentu banyak seperti ini bisa kita menanggulangi secara baik lah. Sehingga masyarakat juga betul-betul merasakan kita hadir di tengah-tengah mereka,” lanjutnya.