Disitu, Tuan Tanah Sarman terdiam. Sarmina mulai merasa was-was. Dia sadar, meski bapaknya selalu berpihak pada orang-orang kampung, tetapi bapaknya inilah pegawai kompeni.
Sadar kesitu, Nyai Sarmina alias Pendekar Pedang Daun Tebu, buru-buru mengalihkan pembicaraan. “Sudahlah, bapak capek dari kebun, bapak istirahat saja, Nyai kembali ke dapur masak masakan kesukaan bapak.”
Tuan Tanah Sarman pun langsung tersenyum. “Eh, iya.., sudah lama bapak mau makan ikan asap… Cepatlah selesaikan masakannya.” Sarman hanya memperhatikan anak semata wayangnya kembali ke dapur. (Azhari, Bersambung)