MEDIASERUNI.ID – Sebuah cincin berlapaz Allah berusia 1.000 tahun yang ditemukan di Swedia mengundang perdebatan dan spekulasi di kalangan arkeolog dan sejarawan.

Cincin yang memiliki ukiran huruf Arab kuno ini pertama kali ditemukan dalam kuburan seorang wanita Viking di Birka, Swedia, pada abad ke-19. Namun, penelitian modern baru-baru ini mengungkap fakta mengejutkan mengenai asal-usul dan maknanya.

Cincin ini ditemukan dalam penggalian arkeologi di Birka, salah satu pusat perdagangan Viking yang penting di era abad pertengahan.

Birka, yang terletak di Pulau Bjorko, Swedia, dikenal sebagai pusat perniagaan yang ramai, dengan bukti interaksi budaya antara Skandinavia, Eropa, dan Timur Tengah.

Sejak penemuannya, cincin ini telah menarik perhatian para ilmuwan, tetapi baru pada tahun 2015, para peneliti dari Stockholm University menggunakan mikroskop pemindaian elektron untuk mempelajari lebih lanjut komposisi dan ukiran cincin tersebut.

Bukti Hubungan dengan Dunia Islam

Yang membuat cincin ini luar biasa adalah adanya inskripsi dalam huruf Arab Kufi yang berbunyi “Lillahi”, yang berarti “Untuk Allah” atau “Allah”. Fakta ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana sebuah cincin dengan tulisan Arab bisa berada di pemakaman Viking?

Penemuan ini memperkuat teori bahwa bangsa Viking mungkin telah melakukan kontak langsung dengan dunia Islam melalui jalur perdagangan.

Baca Juga:  Istana Yang Hilang, Begini Penjelasan Misteri Lenyapnya Istana Pakuan Pajajaran

Hal ini diperkuat oleh catatan sejarah yang menunjukkan bahwa bangsa Viking, yang dikenal sebagai penjelajah ulung, sering melakukan perjalanan jauh, termasuk ke wilayah Kekhalifahan Abbasiyah (yang saat itu berpusat di Baghdad).

Bahan Cincin Bukan Batu Akik, Tetapi Kaca Berharga

Sekilas, cincin ini tampak memiliki batu permata berwarna ungu yang menyerupai amethyst, sebuah jenis batu akik yang populer di berbagai budaya. Namun, penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa bahan cincin ini sebenarnya adalah kaca berwarna.

Meskipun saat ini kaca dianggap sebagai bahan biasa, pada masa Viking, kaca berwarna merupakan barang langka dan sangat berharga.

Ini menunjukkan bahwa cincin tersebut kemungkinan besar merupakan barang impor dari wilayah Timur Tengah atau bahkan hasil perdagangan dengan pengrajin Muslim.

Mengapa Cincin Ini Ditemukan dalam Kuburan Wanita Viking

Fakta bahwa cincin ini ditemukan dalam makam seorang wanita Viking menimbulkan berbagai spekulasi. Beberapa teori yang berkembang antara lain:

Pemberian dari Pedagang Muslim: Cincin ini mungkin diberikan oleh seorang pedagang Muslim kepada wanita Viking sebagai bagian dari transaksi perdagangan atau sebagai hadiah pribadi.

Hasil Perdagangan Langsung: Viking dikenal sebagai bangsa pedagang yang aktif berlayar ke berbagai penjuru dunia.

Baca Juga:  Fakta atau Fiktif, Jaka Sembung Pemimpin Pejuang Rakyat Kandanghaur, Ini Penjelasannya

Kemungkinan besar, cincin ini didapatkan langsung dari dunia Islam melalui jalur perdagangan yang menghubungkan Skandinavia dengan Timur Tengah.

Pernikahan Campuran: Salah satu teori menarik adalah kemungkinan adanya hubungan pernikahan antara Viking dan orang Muslim.

Meski belum ada bukti konkret, sejarah mencatat bahwa Viking sering menikah dengan orang-orang dari budaya lain yang mereka temui dalam perjalanan mereka.

Status Sosial dan Kepercayaan: Cincin ini juga bisa menjadi simbol status sosial atau bahkan benda spiritual yang dianggap memiliki kekuatan khusus oleh pemiliknya.

Cincin Viking Bertulisan Arab Satu-Satunya di Skandinavia

Menurut jurnal ilmiah Scanning, cincin ini adalah satu-satunya artefak dengan tulisan Arab yang pernah ditemukan di situs arkeologi Skandinavia.

Ini menambah nilai historisnya sebagai bukti konkret adanya interaksi antara dua budaya yang secara geografis cukup berjauhan.

Bukti sejarah lain juga mendukung teori hubungan Viking dengan dunia Islam.

Misalnya, beberapa koin dinar dari Kekhalifahan Abbasiyah telah ditemukan di Skandinavia, yang menunjukkan adanya perdagangan antara kedua peradaban ini.

Selain itu, catatan dari para penulis Muslim abad ke-10, seperti Ahmad ibn Fadlan, mendokumentasikan keberadaan Viking dalam perjalanan mereka ke Timur. (*)