MEDIASERUNI.ID – Jika teori bahwa Atlantis pernah berada di wilayah Nusantara benar, maka tentu saja sisa-sisa kebesarannya tidak sepenuhnya lenyap. Jejaknya bisa saja tersembunyi di bawah laut, tertutup hutan, atau bahkan tersamar dalam budaya dan kearifan lokal masyarakat Indonesia.

Beberapa peneliti percaya, kebudayaan maritim dan spiritual yang kuat di Nusantara merupakan warisan jauh dari peradaban kuno sebelum tenggelamnya Paparan Sunda.

Salah satu bukti yang sering disebut adalah Situs Gunung Padang di Jawa Barat. Berdasarkan survei geolistrik dan karbon yang dilakukan sejumlah ahli, lapisan di bawah situs tersebut mungkin berusia hingga 20.000 tahun, jauh lebih tua dari peradaban Mesir atau Mesopotamia.

Jika benar, hal ini menunjukkan bahwa manusia di wilayah ini sudah mengenal teknologi bangunan monumental jauh sebelum peradaban dunia lainnya berkembang.

Selain itu, banyak struktur batu prasejarah di Sulawesi, Sumatra, dan Nusa Tenggara yang memiliki pola astronomis dan konstruksi rumit. Batu-batu megalitik di Lembah Bada dan Lore, misalnya, memperlihatkan bentuk antropomorfik yang misterius.

Baca Juga:  Rizal Bawazier Bermain dan Berbagi Semangat Bersama Pejuang Thalasemia di Batang

Para ahli menduga, peninggalan semacam ini bisa jadi sisa budaya kuno yang berkembang di masa ketika wilayah itu masih menjadi satu daratan luas.

Jejak lain juga muncul dari dasar laut. Di perairan Laut Jawa, Karimunjawa, dan Selat Sunda, ditemukan struktur mirip teras batu dan jalur yang tampak buatan manusia.

LMeskipun belum dapat dipastikan, beberapa arkeolog bawah laut menduga formasi ini bisa saja peninggalan perkampungan purba yang tenggelam akibat naiknya permukaan laut ribuan tahun lalu.

Penelitian lanjutan masih terus dilakukan dengan teknologi sonar dan pemetaan 3D.
Tak hanya bukti fisik, bahasa dan mitos lokal juga menyimpan petunjuk menarik.

Kisah-kisah tentang “negeri yang hilang di bawah laut” muncul di berbagai daerah, seperti legenda Nusa Tambelan, kisah kerajaan bawah laut di Sulawesi, hingga mitos Ratu Laut Selatan.

Baca Juga:  Misteri Suku Sentinel, Potret Peradaban Terakhir yang Menolak Dunia

Semua narasi ini mengandung pola serupa: daratan makmur yang tenggelam akibat keserakahan manusia atau murka dewa, gema yang mengingatkan kita pada Atlantis.

Dari sisi kebudayaan, Indonesia dikenal dengan sistem sosial yang menekankan keseimbangan antara manusia dan alam, seperti konsep Tri Hita Karana di Bali atau Sangkan Paraning Dumadi di Jawa.

Nilai-nilai ini bisa jadi pantulan filsafat kuno dari peradaban yang sadar akan kehancuran masa lalunya, lalu menanamkan pelajaran itu dalam tradisi dan spiritualitas.

Jika benar Atlantis pernah berdiri di wilayah Nusantara, maka lautan Indonesia bukan sekadar pemisah antarpulau, melainkan penjaga memori peradaban manusia.

Di balik gelombangnya, mungkin masih tersembunyi reruntuhan kota kuno yang menunggu ditemukan, pengingat bahwa dunia modern hanyalah babak baru dari kisah panjang umat manusia yang pernah hampir lenyap oleh amarah bumi. (*)