Sukabumi, MEDIASERUNI.ID – Pemkab Sukabumi resmi mencabut status darurat bencana banjir bandang di Desa Cikahuripan Kecamatan Cisolok. Tapi di lapangan, warga masih berjibaku dengan lumpur tebal, tumpukan material banjir, dan krisis air bersih yang belum teratasi.

Kepala Desa Cikahuripan Heri Suryana menilai keputusan mencabut status darurat itu terlalu cepat. Menurutnya, kondisi warga belum stabil dan masih butuh pendampingan.

“Situasinya belum membaik. Kalau sudah masuk masa transisi, seharusnya jangan langsung ditinggalkan begitu saja. Mohon tetap dikawal,” ujarnya, pungkas pria akrap disapa Jaro Midun, Selasa 4 November 2025.

Baca Juga:  Tokoh Masyarakat Pesisir Utara Cilamaya Tegas Dukung Kang Yana Maju di Pilkada Karawang 2024

Sejak pencabutan status darurat, keberadaan instansi pemerintah di lapangan mulai berkurang. Padahal, kata Jaro Midun, warga masih membutuhkan banyak bantuan, terutama alat berat kecil untuk membersihkan lumpur serta pasokan air bersih.

“Sekarang yang masih aktif di lapangan itu para relawan dari berbagai organisasi seperti FPI, BPBD, dan PKS. Tapi alat berat kecil sampai hari ini belum ada,” ungkapnya.

Baca Juga:  Hari Gelap Newton, Ramalan Kiamat 2060 yang Belum Banyak Orang Tahu

Meski begitu, Jaro Midun tetap bersyukur karena bantuan dari berbagai pihak masih mengalir. Warga terus menerima donasi berupa sembako, air bersih, perlengkapan tidur, dan kebutuhan rumah tangga dari komunitas maupun donatur pribadi.

Namun, masalah utama belum terselesaikan, yakni air bersih. Banyak warga terpaksa mandi dan mencuci di sungai, sementara air minum pun sulit diperoleh. “Kalau malam hujan turun, aktivitas warga makin susah. Kami benar-benar masih butuh perhatian,” tuturnya. (*)