Pemalang, MEDIASERUNI.ID – Program Satuan Pelaksana Program Pangan Gotong Royong (SPPG) Mahira Taman di Desa Taman, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, kini menjadi sorotan positif. Tak hanya sukses menjalankan dapur umum yang efisien dan higienis, program ini juga membawa dampak nyata bagi lingkungan dan kesejahteraan warga sekitar.

Dipimpin oleh Norman Brahmesta Yudisthia selaku Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mahira Taman,  dapur Mahira Taman telah beroperasi sejak 20 Oktober 2025 dan kini memasuki minggu keempat. Norman menyampaikan bahwa kegiatan dapur berjalan lancar berkat relawan yang sudah mendapat pelatihan teknis sejak awal.

“Para relawan sudah terlatih, jadi operasional dapur berjalan baik dan sesuai standar. Semua proses, dari pengolahan bahan hingga pengelolaan limbah, sudah tertata,” jelas Norman.

Kelola Limbah Tanpa Terbuang

Salah satu keunggulan SPPG Mahira Taman adalah sistem pengelolaan limbahnya. Limbah dapur seperti sisa makanan, kardus, hingga wadah plastik tidak dibiarkan menumpuk atau mencemari lingkungan, melainkan diolah dan dimanfaatkan kembali untuk kepentingan warga.

Baca Juga:  Deklarasi Alumni Cipulus Dukungan Solid untuk Aep Syaepuloh dan Maslani di Pilkada Karawang 2024

“Limbah dapur sebagian digunakan untuk kegiatan bina lingkungan, sebagian lagi dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak atau daur ulang,” tambah Norman.

Menurutnya, pengelolaan ini juga telah memenuhi standar kesehatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes), termasuk sistem IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang sudah dinilai layak dan ramah terhadap saluran irigasi. Hasil pemeriksaan Dinkes bahkan menempatkan IPAL Mahira Taman pada grade A dengan nilai 90.

Dampak Ekonomi Bagi Warga

Keberadaan SPPG Mahira Taman juga memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekitar. Hal ini diungkapkan oleh Kimanto Sekretaris RT 01 RW 04 Desa Taman, yang turut mengelola limbah hasil dapur.

“Kami sangat berterima kasih dengan adanya MBG Mahira Taman. Limbah yang dihasilkan bisa dikelola warga, sebagian masuk ke kas RT dan sebagian lagi untuk pengelola,” ujarnya.

Ia menjelaskan, jenis limbah yang dikelola meliputi sisa nasi, kardus, jerigen, hingga peti telor, Limbah tersebut dikumpulkan, ditimbang, lalu dijual kembali setiap minggu.

Baca Juga:  Program Rumah Bumi Sakinah Dikebut, Prioritaskan Rumah yang Paling Membutuhkan

“Biasanya satu minggu bisa terkumpul sekitar 80 kilogram. Setelah disortir dan dijemur, yang layak jual sekitar 40 kilogram, dengan harga sekitar Rp4.000 per kilo. Hasilnya lumayan untuk tambahan kas RT dan penghasilan warga,” jelasnya.

Menariknya, sisa nasi kering hasil pengolahan limbah dapur justru diminati para peternak bebek dan mentok di sekitar wilayah Taman. Selain menciptakan sirkulasi ekonomi, kegiatan ini juga mendorong warga untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.

Dukungan dan Harapan

Kimanto berharap program seperti ini bisa terus berjalan dan bahkan diperluas.

“Dengan adanya MBG di wilayah kami, warga yang tadinya nganggur sekarang bisa bekerja. Kami bersyukur sekali karena ada nilai tambah dan manfaat langsung untuk masyarakat,” pungkasnya.

SPPG Mahira Taman kini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara relawan, pemerintah desa, dan warga bisa menciptakan dapur gotong royong yang produktif, ramah lingkungan, serta berdampak ekonomi. Program ini diharapkan menjadi pilot project bagi pengembangan MBG lain di Kabupaten Pemalang.