MEDIASERUNI – Tidak sedikit yang mempertanyakan mengapa anak perempuan cenderung lebih nyaman dan dekat dengan ayah dibanding ibunya, meski peran ibu juga sangat penting dalam pengasuhan.
Salah satu alasan utama adalah peran ayah yang berbeda dalam kehidupan anak perempuan. Ayah sering kali menjadi figur yang memperkenalkan dunia luar, memberi sudut pandang yang berbeda dari ibu.
Dalam kebanyakan kasus, ayah lebih fokus pada hal-hal praktis dan dunia luar, sementara ibu lebih mengedepankan aspek emosional dan perawatan. Peran ayah sebagai teladan dalam hal keberanian, kemandirian, serta perlindungan, membuatnya menjadi sosok penting bagi perkembangan karakter anak perempuan.
Penelitian menunjukkan bahwa kedekatan anak perempuan dengan ayahnya berpengaruh positif pada hubungan mereka dengan lawan jenis di masa depan. Ayah menjadi model pertama tentang bagaimana seorang laki-laki bersikap dan memperlakukan perempuan.
Sikap ini memberikan gambaran awal bagi anak perempuan tentang hubungan yang sehat, di mana mereka dapat mengenali tanda-tanda respek, perhatian, dan tanggung jawab yang seharusnya ada dalam interaksi dengan laki-laki.
Di berbagai budaya, peran ayah sebagai pelindung keluarga sering kali lebih ditekankan. Ayah dipandang sebagai sosok yang kuat dan dapat diandalkan, yang membuat anak perempuan merasa aman di sisinya.
Masyarakat juga menanamkan nilai bahwa seorang ayah memiliki tanggung jawab besar terhadap kesejahteraan fisik dan emosional anak perempuannya. Peran ini semakin memperkuat citra ayah sebagai figur yang penting dalam kehidupan anak perempuan.
Pendekatan ayah dan ibu dalam mengasuh anak juga berbeda secara alami. Ayah cenderung lebih bermain secara fisik dengan anak perempuannya, yang menciptakan dinamika interaksi yang unik.
Aktivitas fisik dan permainan dengan ayah sering kali membuat anak perempuan merasa lebih bebas dan mandiri. Sebaliknya, ibu lebih fokus pada hal-hal emosional, seperti mendengarkan dan merawat. Perbedaan peran ini membentuk hubungan yang beragam dengan kedua orang tua.
Kenyamanan dan responsivitas orang tua juga menjadi faktor penting dalam hubungan anak dengan ayah atau ibu. Anak perempuan yang merasa ayahnya lebih responsif dan terlibat dalam kehidupan sehari-harinya cenderung memiliki ikatan yang lebih erat.
Responsivitas ini bukan hanya soal memberikan perhatian, tetapi juga mendukung anak saat mereka membutuhkan bimbingan dan dukungan, baik secara emosional maupun fisik.
Namun demikian, penting untuk diingat bahwa kedekatan seorang anak perempuan dengan ayahnya tidak berarti ada jarak emosional dengan ibu.
Setiap hubungan keluarga bersifat dinamis dan unik. Banyak faktor yang mempengaruhi kedekatan ini, termasuk kepribadian, peran sosial, dan budaya di mana keluarga tersebut hidup. Hubungan antara anak perempuan dan ibunya juga tetap memainkan peran penting dalam perkembangan psikologis anak.
Selain itu, hubungan ayah-anak perempuan ini juga dapat berubah seiring waktu. Ketika anak perempuan tumbuh dewasa, kebutuhan emosional dan sosial mereka pun berubah. Kedekatan dengan ayah mungkin menurun, sementara hubungan dengan ibu bisa menjadi lebih kuat, terutama saat anak perempuan menghadapi tantangan kehidupan dewasa seperti pekerjaan, hubungan, atau menjadi seorang ibu.
Pada akhirnya, kedekatan antara anak perempuan dan ayahnya adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara faktor psikologis, sosial, dan budaya. Tidak ada pola yang benar-benar universal karena setiap keluarga memiliki dinamika yang berbeda.
Meski demikian, penting bagi kedua orang tua untuk saling mendukung dalam menciptakan lingkungan yang sehat bagi perkembangan anak, baik secara emosional maupun sosial. (*)