Mediaseruni.co.id, KARAWANG – Salah satu tradisi yang harus ada pada saat Tahun Baru Imlek adalah pemberian angpau. Angpau, atau yang juga dikenal sebagai amplop merah, memiliki makna mendalam dalam budaya Tionghoa. Di balik kebiasaan yang terlihat sederhana ini, terdapat warisan sejarah yang kaya akan nilai-nilai dan kepercayaan.
Angpau adalah cermin dari kekayaan budaya Tionghoa yang kaya. Dari legenda kuno hingga praktik modern, angpau terus menjadi simbol penting dalam perayaan Tahun Baru Imlek, mengikat keluarga dan komunitas dalam semangat keberuntungan, kebahagiaan, dan kasih sayang.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini terus hidup, mengingatkan kita akan pentingnya memelihara dan merayakan warisan budaya yang berharga. Angpau berasal dari legenda kuno Tiongkok yang berkisah tentang Nian, monster mitos yang dipercaya muncul setiap Tahun Baru Imlek untuk menakut-nakuti penduduk desa.
Penduduk percaya bahwa warna merah dapat mengusir Nian, karena dia takut pada warna tersebut. Oleh karena itu, masyarakat mulai menggantungkan kertas merah di pintu mereka dan memberikan uang kepada anak-anak mereka dalam amplop merah untuk melindungi mereka dari bahaya. Dari sini lahirlah tradisi pemberian angpau.
Simbolisme di Balik Angpau
Warna Merah: Warna merah dalam budaya Tionghoa melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan kejayaan. Oleh karena itu, amplop merah yang digunakan untuk angpau selalu berwarna merah sebagai simbol keberuntungan.
Uang Tunai: Pemberian uang tunai dalam angpau tidak hanya sekadar hadiah, tetapi juga melambangkan keinginan untuk memberikan keberuntungan, kemakmuran, dan kebahagiaan kepada penerima.
Bentuk Amplop: Bentuk amplop merah sering kali dipilih dengan hati-hati. Beberapa memiliki desain dan dekorasi yang rumit, mencerminkan kekayaan dan kemakmuran.
Meskipun tradisi pemberian angpau dimulai sebagai cara untuk melindungi anak-anak dari Nian, seiring berjalannya waktu, praktik ini berkembang menjadi simbol penghargaan, kasih sayang, dan keberuntungan dalam hubungan antar keluarga dan teman.
Bahkan, di era digital, angpau telah bertransformasi menjadi transfer uang elektronik, tetapi makna dan simbolisme di baliknya tetap utuh. (Mds/*)
Tinggalkan Balasan