MEDIASERUNI.ID – Kota ini dijuluki “Atlantis of the Sands”, atau Atlantis dari Padang Pasir, karena kisahnya yang misterius dan tragis: sebuah peradaban megah tentang Kota Ubar, yang tiba-tiba lenyap ditelan badai pasir Arab ribuan tahun lalu.

Dalam kisah lama suku-suku Arab, Kota Ubar digambarkan sebagai kota kaya raya tempat para pedagang rempah dan dupa berlabuh, dikelilingi menara megah yang menjulang di tengah padang tandus. Namun, keserakahan dan kesombongan penduduknya konon membuat Tuhan murka dan mengubur mereka bersama kota itu di bawah gurun.

Selama berabad-abad, kisah Ubar dianggap cuma dongeng pengelana. Catatan kuno menyebutnya dengan berbagai nama Iram, Iram of the Pillars, atau Wabar, tapi tak ada bukti fisik yang bisa memastikan keberadaannya.

Para arkeolog, penjelajah, hingga pencari harta karun sudah berulang kali mencoba menemukan lokasi kota misterius ini, tapi gurun Rub’ al Khali (Empty Quarter) di semenanjung Arab terlalu luas dan ganas untuk dijelajahi.

Namun pada tahun 1992, dunia dikejutkan oleh penemuan yang tak disangka. NASA, melalui citra satelitnya, mendeteksi jejak jalur kafilah kuno yang menyatu di satu titik di bagian selatan Oman.

Baca Juga:  Aroma Mistis Kembang Melati, Keharuman yang Menciptakan Keajaiban

Jejak-jejak itu seperti menunjukkan sisa-sisa rute perdagangan rempah yang sudah tertimbun pasir selama ribuan tahun. Penelusuran lanjutan pun menemukan reruntuhan di lokasi yang disebut Shisr, yang kemudian diyakini sebagai situs Ubar yang hilang.

Ketika para arkeolog mulai menggali, mereka menemukan sisa-sisa menara batu, potongan tembikar, dan struktur bawah tanah yang dulunya menjadi pusat aktivitas perdagangan.

Analisis menunjukkan bahwa kota itu dulunya makmur karena menjadi titik penting jalur perdagangan dupa, komoditas berharga pada masa itu yang digunakan dalam ritual keagamaan dan parfum.

Tapi suatu saat, bagian bawah tanah kota itu amblas, menciptakan lubang besar yang kemudian ditutupi oleh badai pasir besar. Begitulah Ubar menghilang dari peta dunia.

Yang membuat kisah ini semakin menarik, legenda tentang kehancuran Ubar ternyata tercatat dalam Al-Qur’an dengan nama Iram dzat al-‘imad, kota dengan tiang-tiang tinggi yang dibinasakan karena kesombongan penduduknya.

Baca Juga:  Cara Jitu Menghilang Demam Panggung Ketika Berpidato, Lakukan Tiga Hal Ini

Banyak yang percaya bahwa kisah Ubar adalah kisah nyata di balik ayat tersebut, menghubungkan mitologi, sejarah, dan keagamaan dalam satu garis misteri yang menegangkan.

Hingga kini, perdebatan masih berlangsung: apakah Ubar benar-benar kota besar yang tenggelam oleh murka alam, atau hanya oasis kecil yang ditinggikan statusnya oleh legenda? Beberapa ilmuwan berpendapat reruntuhan Shisr bukan kota besar, melainkan benteng perhentian kafilah.

Tapi bagi banyak orang, kisah Ubar jauh melampaui sekadar fakta arkeologi, ia adalah simbol peradaban yang hilang ditelan waktu, bukti bahwa kejayaan pun bisa terkubur dalam sekejap.

Ubar tetap menjadi misteri yang menantang imajinasi. Di antara lautan pasir Oman, legenda ini terus hidup, memanggil para peneliti dan petualang untuk menggali lebih dalam rahasia yang tertidur di bawah butiran pasir.

Mungkin, suatu hari nanti, badai yang sama yang menguburnya akan mengungkapkan kembali seluruh kemegahannya, dan dunia akan benar-benar melihat wajah dari “Atlantis of the Sands” yang selama ini hanya hidup dalam mitos. (*)