Jakarta, MEDIASERUNI.IDPerum Bulog mengklaim cara kerja lembaga itu mengelola Badan Urusan Logistik (Bulog) termasuk unik, karena seperti organisasi militer.

Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menyampaikan itu. “Pola kerja Bulog kini semakin rapi dan terstruktur, mirip organisasi militer. Semua arahan berjalan dalam satu garis komando yang ujungnya langsung terhubung ke Presiden Prabowo Subianto,” katanya.

Setiap instruksi presiden, kata Rizal, akan dialirkan dulu ke Menteri Pertanian yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Amran Sulaiman. Dari sana, barulah perintah diteruskan ke jajaran Bulog di seluruh Indonesia.

“Komandonya dari Bapak Presiden ke Pak Menteri Pertanian sebagai Kepala Bapanas, lalu langsung ke Bulog hingga ke daerah. Jadi sudah kayak TNI juga kita sekarang,” ujar Rizal usai menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bulog di kantor pusatnya, Jakarta, Kamis 20 November 2025.

Baca Juga:  Polemik IP3A Sokawati Memanas, Kuasa Hukum: Pemilihan Cacat Formil Berpotensi Tabrak Aturan

Ucapan tersebut bukan tanpa alasan. Rizal sendiri adalah purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Wakil Direktur Utama Bulog, Marga Taufiq, juga berasal dari latar belakang serupa, mantan Mayor Jenderal.

Tak heran bila gaya kerja Bulog kini kental nuansa disiplin ala militer. Pada Rakernas yang turut dihadiri langsung Mentan Amran Sulaiman, disampaikan bahwa Presiden Prabowo memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh unsur Bulog.

Mulai dari dewan direksi, pengawas, hingga para pimpinan wilayah. Menariknya, pujian ini disampaikan Presiden saat berada di markas PBB, New York, di hadapan para pemimpin dunia.

Amran lalu menyinggung tantangan besar yang menunggu Bulog terkait membludaknya stok beras hingga April 2026. Menurut proyeksinya, stok nasional bisa menembus 3 juta ton pada Desember sampai Januari mendatang, angka tertinggi dalam lebih dari setengah abad.

Baca Juga:  Batu Nisan Makam Keramat di Masjid Agung Syeh Quro Dipatahkan OTK

“Perkiraan kami, stok Desember–Januari tembus 3 juta ton. Ini rekor dalam 57 tahun,” ujar Amran. Bahkan, pada Februari hingga April 2026, Bulog diperkirakan kembali menambah sekitar 3 juta ton dari serapan gabah dan beras dalam negeri.

Artinya, total stok bisa menyentuh 6 juta ton. Tantangannya jelas yakni gudang penyimpanan harus siap menampung jumlah sebesar itu.

“Mulai Februari sampai April kita butuh penyerapan 3 juta ton lagi. Totalnya bisa 6 juta ton. Tantangannya ya gudang—harus disiapkan dari sekarang,” tegas Amran.

Meski begitu, Amran optimistis. Dengan pengalaman panjang Bulog, ia yakin seluruh jajaran sudah siap menghadapi situasi stok jumbo tersebut. (*)