MEDIASERUNI.ID – Di balik keindahan alam deretan pegunungan Bukit Barisan di Sumatera, yang membentang dari Aceh hingga Lampung, menyimpan misteri yang membuat banyak orang merinding tentang sebuah desa gaib yang hanya muncul pada waktu tertentu.

Desa gaib itu tak selalu terlihat. Ia muncul hanya saat kabut turun tebal atau menjelang senja, seolah memilih siapa yang boleh melihatnya. Beberapa pendaki lokal dan pencinta alam yang pernah tersesat di jalur mistis tersebut, menggambarkan tempat itu sangat indah.

Rumah kayu berjejer rapi, penduduknya ramah, dan suasana terasa damai. Namun anehnya, ketika mereka mencoba kembali ke lokasi itu di hari berikutnya, yang tersisa hanyalah hutan lebat tanpa jejak kehidupan.

Baca Juga:  Misteri Malam Lailatul Qadar, Ada yang Menyebut 21 Ramadan Malam

Banyak yang percaya desa misterius itu bukan bagian dari dunia manusia. Dalam kepercayaan masyarakat sekitar, wilayah tersebut merupakan alam gaib, dunia para makhluk halus atau entitas penunggu hutan yang hidup menyerupai manusia.

Orang yang “terpilih” bisa masuk tanpa sengaja, biasanya karena pikirannya sedang kosong atau niatnya tulus. Namun bila seseorang datang dengan kesombongan atau rasa ingin tahu berlebihan, bisa-bisa mereka tak pernah kembali.

Kisah tentang hilangnya pendaki di Bukit Barisan pun sering dikaitkan dengan fenomena ini. Beberapa saksi yang berhasil kembali bercerita bahwa mereka sempat beristirahat di sebuah kampung, dijamu oleh penduduk, dan merasa hanya semalam di sana.

Baca Juga:  Misteri Laut Merah yang Jarang Orang Tahu, Dari Jejak Firaun Sampai Dua Warna Air Laut

Tapi saat ditemukan oleh tim pencari, waktu di dunia nyata sudah berjalan berhari-hari. Seakan-akan waktu di desa itu mengalir dengan cara yang berbeda, misteri yang belum pernah bisa dijelaskan secara logis.

Penduduk lokal percaya, alam selalu memberi tanda sebelum seseorang melangkah ke wilayah tak kasatmata. Angin dingin yang tiba-tiba berhembus, aroma bunga melati di tengah hutan, atau suara gamelan samar di kejauhan menjadi pertanda halus bahwa dunia tak terlihat sedang memperhatikan.

Orang tua dulu selalu berpesan, jangan menjawab suara aneh atau mengikuti cahaya di antara pepohonan, karena bisa jadi itu panggilan dari desa gaib. (*)