Karawang, MEDIASERUNI – Pasangan muda sering kali membawa harapan yang tinggi dalam pernikahan mereka. Mereka bermimpi tentang kehidupan yang penuh cinta, dukungan, dan kebahagiaan bersama pasangan hidup.
Namun, realitasnya tidak selalu seindah impian. Ketika harapan bertabrakan dengan kenyataan yang keras, kekecewaan bisa menjadi tamu yang tidak diundang, bahkan membawa mereka ke ambang perceraian. Dalam banyak kasus, komunikasi yang buruk menjadi akar masalah yang mengarah pada perceraian.
John M. Grohol, pendiri dan editor-in-chief dari Psych Central, Grohol. Dia menyoroti pentingnya komunikasi dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat.
“Berbagai aspek psikologis yang mempengaruhi hubungan dan perceraian, termasuk komunikasi, konflik dan dukungan emosional,” sebut Grohol.
Ketika pasangan tidak mampu atau enggan untuk mendengarkan dan memahami satu sama lain, dinding yang tidak terlihat mulai tumbuh di antara mereka. Ini menciptakan kesenjangan emosional yang sulit diatasi.
Komunikasi yang efektif tidak hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang mendengarkan dengan penuh perhatian. Ketika satu pasangan merasa tidak didengar atau dipahami, perasaan diabaikan atau diremehkan dapat menyulut api konflik yang membara. Ini adalah awal dari spiral negatif yang dapat menggerus keintiman dan kepercayaan di antara mereka.
Konflik adalah bagian alami dari setiap hubungan, tetapi bagaimana pasangan mengelolanya adalah kunci untuk mempertahankan keutuhan pernikahan. Ketika konflik tidak ditangani dengan bijaksana, itu bisa menjadi batu sandungan yang menghalangi jalan menuju kebahagiaan bersama.
Grohol mencatat bahwa menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat melibatkan kemampuan untuk tetap tenang, berbicara dengan jujur, dan mencari solusi bersama.
Dukungan emosional adalah pondasi yang kokoh dalam setiap pernikahan yang berhasil. Ketika pasangan merasa didukung dan dipahami oleh satu sama lain, mereka merasa lebih aman dan nyaman dalam menghadapi tantangan hidup bersama-sama.
Namun, ketika dukungan emosional hilang atau terasa kurang, perasaan kesepian dan terasing dapat menghuni ruang di antara mereka. Pentingnya memahami kebutuhan emosional satu sama lain tidak boleh diabaikan.
Grohol menekankan pentingnya untuk membangun hubungan yang kuat dengan memprioritaskan ketersediaan dan empati. Ini berarti meluangkan waktu untuk mendengarkan tanpa menghakimi, memahami tanpa mengkritik, dan mendukung tanpa syarat.
Pernikahan bukanlah tentang mencari pasangan yang sempurna, tetapi tentang membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan dengan pasangan yang menerima kita apa adanya.
Itulah mengapa komunikasi yang efektif, penyelesaian konflik yang bijaksana, dan dukungan emosional yang kokoh menjadi pijakan yang tak tergantikan dalam membangun fondasi pernikahan yang bahagia. (Mds/*)