MEDIASERUNI.ID – Di balik keindahan alam Pulau Jawa, tersimpan kisah mistis yang menegangkan sekaligus memukau, yakni penjaga gaib pulau jawa.
Gunung Merapi di utara dan Laut Selatan di selatan bukan sekadar bentang alam biasa, keduanya dipercaya sebagai dua penjaga tak kasatmata yang menjaga keseimbangan spiritual pulau ini.
Masyarakat Jawa sejak lama meyakini adanya hubungan gaib antara keduanya, seolah api dari Merapi dan ombak dari Pantai Selatan berdialog dalam bahasa yang hanya dimengerti oleh alam semesta.
Gunung Merapi dikenal sebagai gunung paling aktif di Indonesia, namun di balik kedahsyatannya, banyak yang percaya bahwa Merapi adalah tempat bersemayamnya makhluk halus dan pasukan gaib penjaga tanah Jawa.
Dipimpin oleh sosok misterius bernama Empu Romo atau Panembahan Gunung Merapi, dunia gaib di puncak gunung ini konon berhubungan langsung dengan istana megah di dasar samudra selatan, kerajaan milik Ratu Laut Selatan, atau yang lebih dikenal dengan Nyai Roro Kidul.
Hubungan antara Merapi dan Laut Selatan diyakini bukan sekadar mitos, melainkan keseimbangan energi alam. Ketika Merapi meletus dan menyemburkan api, masyarakat Jawa percaya laut selatan bergolak sebagai tanda komunikasi antara dua kerajaan tak kasatmata.
Api dan air, dua elemen berlawanan, justru saling menjaga agar Pulau Jawa tetap seimbang dan tidak “terbelah” secara spiritual maupun alamiah.
Dalam budaya Jawa, keduanya juga melambangkan keseimbangan kehidupan: Merapi adalah simbol kekuatan maskulin, panas, dan keberanian, sementara Laut Selatan melambangkan sisi feminin, dingin, dan ketenangan.
Keduanya menyatu dalam harmoni, sebagaimana filosofi Jawa yang selalu menekankan pentingnya “rukun” antara unsur alam dan manusia. Bahkan dalam beberapa upacara adat, sesaji untuk Merapi dan Laut Selatan dilakukan bersamaan, seolah memberi penghormatan kepada dua kekuatan yang menjaga napas Pulau Jawa.
Kisah ini semakin menarik ketika dikaitkan dengan legenda spiritual para raja Jawa. Konon, Sultan-sultan Mataram memiliki ikatan batin dengan kedua penjaga alam tersebut.
Hubungan mistik antara Keraton Yogyakarta, Gunung Merapi, dan Laut Selatan membentuk garis lurus sakral yang disebut “Poros Imajiner.” Dalam kepercayaan kuno, poros ini menjadi jalur energi yang menjaga keseimbangan kosmis antara dunia manusia dan dunia gaib.
Namun bagi sebagian orang modern, kisah ini bukan sekadar legenda, melainkan refleksi tentang bagaimana leluhur Jawa memahami alam dengan cara spiritual. Mereka tidak melihat gunung dan laut sebagai benda mati, tetapi sebagai entitas hidup yang memiliki jiwa dan kehendak.
Kepercayaan ini mengajarkan manusia untuk tidak sombong di hadapan alam, karena jika keseimbangan terganggu, maka bencana bisa menjadi bentuk “teguran” dari dua penjaga tersebut. (*)