MEDIASERUNI.ID – Pernahkah kamu membayangkan bagaimana wanita bangsawan zaman dulu menjaga kecantikannya tanpa skincare modern, serum mahal, atau perawatan di salon mewah? Tentu saja, dan ternyata tidak seribet itu. Cukup dari dapur rumah, kamu sudah tampil cantik alami.

Ternyata, jauh sebelum istilah self-care jadi tren di media sosial, para putri kerajaan di Jawa dan Bali sudah lebih dulu punya ritual kecantikan yang luar biasa, dan semuanya berasal dari bahan dapur!

Ya, dapur istana bukan cuma tempat memasak makanan lezat untuk raja. Di sanalah racikan kecantikan lahir. Kunyit, beras, santan, dan rempah-rempah lainnya jadi rahasia yang diwariskan turun-temurun.

Konon, putri dan permaisuri zaman Majapahit hingga Keraton Yogyakarta rajin membuat ramuan sendiri untuk menjaga kulit tetap halus, rambut berkilau, dan aura tetap bersinar alami.

Sebut saja lulur kunyit, campuran kunyit, beras, dan sedikit air mawar yang dihaluskan. Lulur ini dipercaya mampu mencerahkan kulit, mengangkat sel mati, dan memberi efek kuning langsat khas wanita Jawa yang dulu dianggap simbol keanggunan.

Baca Juga:  Cara Jitu Menghadapi Teman Suka Ingkar Janji

Ritual ini dilakukan rutin sebelum mandi, kadang diiringi wangi bunga kenanga atau melati yang menenangkan. Bisa dibilang, spa modern hari ini cuma versi mewah dari tradisi sederhana itu.

Sementara di Bali, para wanita bangsawan punya versi khas mereka sendiri. Mereka menggunakan boreh, ramuan tradisional dari beras, cengkih, jahe, dan akar wangi yang dioleskan ke seluruh tubuh.

Selain menenangkan otot, boreh juga menjaga kulit tetap lembut meski sering terpapar sinar matahari tropis. Tak heran, kulit wanita Bali sering tampak bercahaya alami, bahkan tanpa riasan.

Tak kalah penting, santan kelapa jadi senjata andalan untuk rambut. Para putri kerajaan biasa memijat kepala dengan santan segar agar rambut tetap hitam berkilau dan kuat hingga ke ujung. Bayangkan, tanpa conditioner modern, mereka sudah punya cara alami untuk merawat rambut, dan hasilnya, luar biasa!

Baca Juga:  Begini Cara Membedakan Es Batu Dari Air Matang dan Air Mentah

Yang menarik, ritual kecantikan ini bukan sekadar urusan fisik. Di balik setiap lulur dan boreh, ada filosofi merawat diri sebagai bentuk rasa syukur kepada alam dan Sang Pencipta. Kecantikan dianggap sebagai keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa, sesuatu yang kini kembali dicari oleh banyak orang lewat gaya hidup alami dan mindfulness.

Jadi, siapa sangka kalau dapur sederhana di masa lalu menyimpan rahasia kecantikan yang masih relevan sampai sekarang? Mungkin, saat kita sibuk mencari produk baru dengan klaim “alami”, para putri Jawa dan Bali hanya akan tersenyum, karena mereka sudah lebih dulu tahu: cantik sejati berasal dari alam, dan dimulai dari diri sendiri. (*)