MEDIASERUNI.ID – Perempuan dikenal sebagai makhluk yang menyimpan banyak hal dalam ingatannya, bukan hanya momen, tapi juga kata-kata. Salah satunya adalah janji.

Bagi perempuan, janji bukan sekadar rangkaian kata manis yang dilontarkan dalam obrolan santai. Sekecil apa pun janji itu, mereka simpan erat dalam hati, karena bagi mereka, itu adalah cerminan kesungguhan dan tanggung jawab.

Ketika seorang laki-laki mengucapkan janji, apalagi yang menyangkut masa depan, pernikahan, atau komitmen jangka panjang, perempuan akan memaknainya secara serius.

Mereka membayangkan masa depan bersama, membangun harapan, dan mulai memercayai bahwa kata-kata itu akan menjadi kenyataan. Sayangnya, tidak semua janji berakhir dengan pemenuhan.

Baca Juga:  Wagub Erwan Buka Festival Kaizen Nasional, Dorong Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit di Jabar

Ada yang hanya tinggal janji terlupakan, diingkari, atau lebih menyakitkan lagi sengaja dilupakan. Di sinilah luka mulai mengendap. Bukan hanya karena janji itu tidak ditepati, tetapi karena perempuan merasa telah dipermainkan.

Rasa kecewa tumbuh menjadi luka batin yang sulit disembuhkan. Perasaan seperti dikhianati, dianggap tidak penting, atau bahkan tidak layak diperjuangkan, menciptakan trauma emosional yang mendalam.

Kekecewaan seperti ini tidak jarang membuat seorang perempuan bersumpah dalam diamnya: untuk tidak lagi percaya pada laki-laki. Mereka mulai membangun dinding pertahanan, menjadi lebih hati-hati, atau bahkan memilih menutup diri dari hubungan baru.

Dalam beberapa kasus, luka itu bisa mengubah kepribadian seseorang—dari yang lembut menjadi dingin, dari yang penuh cinta menjadi apatis.

Baca Juga:  Dinas Lingkungan Hidup Pemalang Gelar Forum Konsultasi Publik

Namun yang sering terlupa, di balik semua itu, perempuan hanya ingin dimengerti. Mereka tidak butuh janji berlebihan. Mereka hanya ingin kesungguhan, konsistensi, dan kejujuran. Janji yang sederhana tapi ditepati jauh lebih berharga daripada ribuan kata manis yang hanya berakhir sebagai ilusi.

Bagi siapa pun yang sedang menjalin hubungan, satu hal penting yang perlu diingat: jangan mengucap janji jika tak berniat menepatinya.

Karena bagi perempuan, janji bukan sekadar kata. Itu adalah harapan. Dan ketika harapan itu hancur, yang tersisa adalah luka yang sulit dilupakan, meski waktu sudah lama berlalu. (*)