MEDIASERUNI.ID – Pernahkah kita berpikir bahwa sebuah botol bisa mengajarkan makna kehidupan?

Terkadang, hal-hal sederhana di sekitar kita menyimpan pelajaran besar, asal kita mau merenungkannya. Begitu pula kisah seorang anak dan ayahnya berikut ini, yang menyadarkan kita tentang arti nilai diri yang sesungguhnya.

Suatu hari, seorang anak datang kepada ayahnya dengan wajah murung. Ia merasa hidupnya hampa dan tak berarti. Setiap hari ia diliputi perasaan tak berguna, seolah kehilangan arah.

“Ayah, bolehkah aku meminta solusi atas permasalahan yang sedang aku hadapi?”

Sang ayah terdiam sejenak, dan menatap lembut anaknya. “Ada apa, anakku?”

“Begini, Yah.” Si anak sejenak menarik napas.
“Akhir-akhir ini aku merasa tidak memiliki nilai. Aku merasa tidak berharga dan tidak bermanfaat bagi siapa pun. Aku ingin meminta nasihat dari Ayah.”

Mendengar keluh kesah itu, sang ayah tersenyum bijak. “Ambillah sebuah botol kosong. Isi botol itu dengan air comberan, lalu cobalah tawarkan kepada orang lain.”

Anak itu pun menuruti perintah ayahnya. Setelah beberapa waktu, ia kembali dan menemui ayahnya. “Ayah, tak seorang pun mau membeli botol ini.”

Baca Juga:  Sopir dan Pelaku Usaha di Jalur Pantura Tolak Pengalihan Jalan, Organda Pemalang Gelar Aksi Damai

Sang ayah mengangguk pelan. “Sekarang isi botol itu dengan air mineral, lalu tawarkan kembali.”

Beberapa saat kemudian, anak itu datang lagi. “Alhamdulillah, Yah, botol ini laku, tapi hanya tiga ribu rupiah,” ujarnya.

Ayahnya tersenyum. “Baik, sekarang isi botol itu dengan jus buah, lalu tawarkan lagi.”

Sang anak kembali menjalankan tugasnya, dan kali ini ia berhasil menjual botol berisi jus seharga sepuluh ribu rupiah.

“Nilainya meningkat,” kata sang ayah. “Sekarang isi botol itu dengan madu, lalu tawarkan kembali.”

Anak itu pun menuruti perintah ayahnya. Tak lama kemudian, ia kembali dengan wajah berseri.

“Botolnya laku, Yah! Kali ini seratus ribu rupiah!”

Sang ayah mengangguk puas, tapi masih memberi tugas terakhir.

“Sekarang isi botol itu dengan minyak wangi, lalu tawarkan untuk terakhir kalinya.”

Sang anak kembali menjalankan tugas itu. Saat ia pulang, wajahnya penuh kebahagiaan.
“Alhamdulillah, Yah! Botol itu terjual satu juta rupiah!”

Mendengar itu, sang ayah tersenyum lega. Ia lalu menatap anaknya dengan penuh kasih.

“Anakku, tahukah kamu pelajaran dari semua ini? Botol yang sama bisa memiliki nilai yang berbeda karena isinya berbeda. Begitulah manusia. Kita semua pada dasarnya sama, namun yang membedakan adalah isi di dalam diri kita, keimanan, kejujuran, kemuliaan, dan kebaikan hati.”

Baca Juga:  Dua Bulan Diintip Jaringan Narkoba Karawang Digulung, Diancam Penjara 20 Tahun

Ia melanjutkan. “Nilai manusia tidak ditentukan oleh rupa, harta, atau jabatan, tetapi oleh kebaikan yang ia pancarkan. Apa yang baik di mata Tuhan, pasti akan baik pula di mata manusia.”

Sang anak terdiam dan mengangguk perlahan. Hatinya terasa lapang. Kini ia mengerti bahwa rahasia nilai diri terletak bukan pada tampilan luar, melainkan pada apa yang mengisi jiwanya.

Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Al-Hujurat ayat 13: “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.”

Ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan dan nilai seseorang tidak diukur dari penampilan luar, kedudukan, atau kekayaan, melainkan dari ketakwaannya.

Maka, seperti halnya botol yang bernilai karena isinya, manusia pun bernilai karena isi dirinya, iman, amal, dan akhlaknya. (*)

Dadan Saepudin
Ketum PD PGMNI Kabupaten Bandung Barat