Lonjakan biaya produksi iPhone 17 Pro tidak terjadi tanpa sebab. Investigasi terhadap rantai pasok menunjukkan bahwa Apple kini berada di tengah krisis DRAM global yang membuat harga komponen melonjak di luar kendali perusahaan.

Sumber industri mengonfirmasi bahwa Apple saat ini membayar US$70 per chip RAM LPDDR5X 12GB, jauh di atas harga normal awal tahun yang hanya berkisar US$25–29.

Permintaan AI dan Pusat Data Jadi Pemicu Utama

Penyebab utama kelangkaan DRAM bukan berasal dari industri smartphone semata. Permintaan masif dari pusat data AI, server cloud, dan akselerator machine learning telah menyerap sebagian besar kapasitas produksi DRAM kelas atas.

Produsen seperti Samsung dan SK hynix lebih memprioritaskan segmen dengan margin lebih tinggi, membuat pasokan untuk smartphone premium menjadi semakin terbatas.

Baca Juga:  Terungkap! Mengapa Gangguan Microsoft Azure Bisa Jatuhkan LinkedIn dan Canva Secara Bersamaan

Apple Masih Punya Stok, Tapi Tidak Selamanya

Apple memang disebut telah mengamankan pengiriman besar DRAM sebelum lonjakan harga terjadi. Namun, stok tersebut bersifat sementara dan tidak cukup untuk menopang produksi jangka panjang, terutama untuk iPhone 18 dan kemungkinan iPhone Fold.

Tanpa pemasok alternatif yang siap, Apple berpotensi menghadapi negosiasi harga yang lebih agresif di masa mendatang.

Risiko Kontrak Berakhir 2026

Berakhirnya kontrak jangka panjang dengan Samsung dan SK hynix pada 2026 menjadi faktor krusial. Jika Apple gagal memperpanjang kontrak dengan syarat yang lebih menguntungkan, biaya produksi iPhone generasi berikutnya hampir pasti meningkat.

Baca Juga:  Peringatan Pembaruan Apple: Celah Baru iPhone yang Diam-Diam Mengancam Pengguna

Situasi ini memaksa Apple untuk menyusun strategi mitigasi biaya sejak sekarang.

Jalan Keluar: Integrasi Vertikal dan Chip Internal

Salah satu solusi paling realistis bagi Apple adalah mempercepat integrasi vertikal. Dengan beralih ke modem internal C2 5G dan chipset A20 series, Apple dapat menghemat miliaran dolar dari sektor lain untuk menutup kenaikan biaya DRAM.

Langkah ini sekaligus memperkuat posisi Apple dalam menghadapi krisis semikonduktor berkepanjangan.

Dampak Global bagi Industri Smartphone

Krisis DRAM yang diperkirakan berlangsung hingga 2027 akan memaksa banyak produsen smartphone melakukan penyesuaian spesifikasi. Dalam konteks ini, Apple justru berpeluang memperlebar jarak dengan pesaing yang tidak memiliki kekuatan finansial serupa.