Bandung Barat, MEDIASERUNI.ID – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada 22 Oktober menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali peran santri dalam membangun bangsa.
Hari bersejarah ini ditetapkan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengabdian kaum santri terhadap negara.
Menjelang peringatan tersebut, berbagai elemen masyarakat dan lembaga pendidikan, termasuk sekolah, madrasah, serta pesantren di Kabupaten Bandung Barat, tengah mempersiapkan beragam kegiatan untuk memeriahkan HSN.
Berdasarkan pantauan Mediaseruni, sejumlah sekolah/madrasah dan pesantren akan menggelar lomba-lomba dan kegiatan keagamaan sebagai wujud rasa syukur dan kebanggaan menjadi santri.
Dalam kesempatan itu, Mediaseruni berkesempatan berbincang dengan tokoh masyarakat Kabupaten Bandung Barat, Aep Nurdin, yang akrab disapa Mang Aep. Ia Ketua Umum Pimpinan Daerah Persatuan Ummat Islam (PD PUI) Kabupaten Bandung Barat sekaligus alumnus pesantren.
Menurut Aep, santri memiliki peran penting sebagai cikal bakal lahirnya para pemimpin bangsa, baik dari kalangan ulama maupun umaro. Santri, katanya, tidak hanya ditempa dalam ilmu agama, tetapi juga dibentuk menjadi pribadi yang berakhlak, disiplin, dan berjiwa pengabdian kepada umat.
“Santri itu bukan hanya orang yang pandai mengaji, tapi juga calon pemimpin yang memiliki tanggung jawab membimbing umat. Dari pesantrenlah lahir para ulama yang menuntun dengan ilmu, dan para umaro yang memimpin dengan keteladanan,” ujar Aep Nurdin, Minggu 19 Oktober 2025.
Ia menambahkan, nilai-nilai yang ditanamkan di pesantren, seperti keikhlasan, kesederhanaan, kedisiplinan, dan tanggung jawab, menjadi bekal utama bagi santri untuk tampil sebagai pemimpin di berbagai bidang kehidupan.
“Kalau kita lihat sejarah bangsa ini, banyak tokoh besar dan pemimpin nasional lahir dari kalangan santri. Ini bukti bahwa pesantren telah melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral,” tambahnya.
Aep juga menegaskan pentingnya sinergi antara ulama dan umaro dalam membimbing masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik. Menurutnya, keduanya memiliki peran saling melengkapi — ulama dengan ilmu dan keteladanan spiritualnya, sementara umaro dengan kebijakan dan tanggung jawab sosialnya.
“Ulama dan umaro ibarat dua sayap umat. Jika keduanya kuat dan sejalan, maka umat akan terbang tinggi menuju kemajuan dan keberkahan,” tuturnya.
Menutup perbincangan, Aep Nurdin mengajak seluruh masyarakat, khususnya para santri, untuk terus menjaga semangat keilmuan dan pengabdian. Ia berharap pesantren tetap menjadi pusat lahirnya generasi pemimpin yang berkarakter, berintegritas, dan berkomitmen membimbing umat menuju kebaikan. (Dadan)
