MEDIASERUNI.ID – Kampung Adat Cireundeu, bukan sekadar tempat pelestarian budaya Sunda dibalik hiruk pikuk Kota Cimahi, Jawa Barat. Melainkan juga ruang hidup bagi berbagai kisah gaib yang mengakar kuat di tengah tradisi turun-temurun.
Keunikan spiritual kampung ini bukan hanya menjadi daya tarik budaya, tapi juga membungkusnya dalam nuansa misteri yang tak lekang oleh zaman.
Kampung ini dikenal karena keteguhan warganya dalam menjaga kearifan lokal, termasuk pantangan makan nasi dari padi dan menggantinya dengan “rasi” (nasi singkong).
Namun di balik gaya hidup sederhana itu, ada aura sakral yang menyelimuti tiap jengkal tanahnya. Warga disana meyakini bahwa alam gaib dan dunia manusia hidup berdampingan secara harmonis di kampung ini, dan pelanggaran terhadap adat bisa menimbulkan akibat mistis.
Salah satu tempat yang dianggap paling sakral adalah Leuweung Larangan, sebuah hutan yang dipercaya dihuni roh leluhur dan makhluk halus penjaga kampung.
Tidak sembarang orang boleh masuk. Mereka yang nekat, tanpa restu dan niat baik, disebut-sebut bisa mengalami kesurupan, hilang arah atau sakit tanpa sebab medis. Tempat ini dijaga bukan oleh pagar, tapi kepercayaan dan kekuatan tak kasat mata.
Di sisi lain, terdapat Punden Berundak, situs leluhur yang dijadikan tempat bersemedi dan ritual adat. Suasana di sekitar punden kerap membuat pengunjung merinding.
Beberapa bahkan mengaku mencium aroma kemenyan tanpa sumber, mendengar bisikan gaib, hingga melihat bayangan sosok berjubah putih di kejauhan. Hal-hal ini dianggap sebagai bentuk komunikasi halus dari penjaga kampung terhadap para tamu.
Aura mistis Kampung Cireundeu makin terasa saat malam tiba. Tak jarang, warga atau pengunjung melaporkan penampakan anak kecil bermain sendiri lalu menghilang, atau perempuan berambut panjang berdiri dibawah pohon besar menjelang magrib.
Suara gamelan lembut dari arah hutan juga sering terdengar, meskipun tak ada kegiatan manusia di sana. Semua fenomena ini diterima masyarakat sebagai bagian dari “hidup bersama alam halus”.
Bukan hanya tempat sakral, Cireundeu juga dikenal sebagai lokasi favorit para spiritualis untuk bertirakat dan bermeditasi. Mereka percaya bahwa kampung ini memiliki titik-titik energi tinggi yang menghubungkan dunia nyata dengan dimensi astral.
Beberapa orang mengaku mendapatkan wangsit atau bisikan gaib saat berada dalam kondisi tenang di tempat ini, terutama saat bulan purnama atau malam-malam keramat.
Meskipun terdengar menyeramkan, masyarakat Cireundeu hidup damai dengan makhluk tak kasat mata tersebut. Prinsip mereka sederhana: Selama manusia tidak mengganggu, maka mahluk gaib pun tidak akan mengusik.
Filosofi ini menjadi landasan kuat bagi keberlangsungan adat mereka, sekaligus menjadi tameng dari kerusakan budaya luar yang semakin deras menghantam desa-desa adat. (*)