MEDIASERUNI.ID – Mahkota Pajajaran, atau yang dikenal dengan sebutan Makuta Binokasih Sanghyang Pake, bukan sekadar peninggalan kerajaan masa lalu. Dalam kepercayaan Sunda, mahkota ini dianggap sebagai pusaka paling suci dan simbol keagungan para raja Sunda.
Ia bukan hanya lambang kekuasaan, tapi juga diyakini menyimpan kekuatan spiritual yang menjaga keseimbangan dan kejayaan tanah Sunda.
Menurut legenda, mahkota ini pernah dikenakan Prabu Siliwangi, raja besar Pajajaran yang dikenal arif dan sakti mandraguna. Namun setelah keruntuhan Pajajaran, mahkota tersebut dikatakan tak lagi terlihat.
Banyak yang percaya, mahkota itu tidak benar-benar hilang, melainkan “bersembunyi” di alam gaib, menunggu waktu yang tepat untuk menampakkan diri kembali ketika tanah Sunda berada dalam masa genting. Mitos ini menumbuhkan keyakinan bahwa Makuta Binokasih masih dijaga para karuhun, roh leluhur Sunda yang dipercaya menjaga warisan spiritual nenek moyang.
Ada yang mengatakan, pusaka ini disembunyikan di Gunung Salak atau Gunung Padang, dua tempat yang sering disebut sebagai pusat kekuatan mistik Nusantara. Namun, tidak ada yang benar-benar tahu di mana keberadaannya sekarang.
Menariknya, beberapa spiritualis meyakini bahwa mahkota ini bukan sekadar benda fisik. Ia disebut sebagai simbol kesadaran Sunda sejati, yang muncul dalam bentuk kebijaksanaan, keberanian, dan rasa cinta tanah air ketika masyarakat Sunda menghadapi krisis besar.
Dengan kata lain, “kemunculan” mahkota bisa berupa kebangkitan spiritual, bukan hanya wujud nyata. Dalam beberapa catatan kuno, Makuta Binokasih disebut memiliki cahaya yang memancar seperti sinar matahari. Siapa pun yang tak pantas menyentuhnya diyakini akan kehilangan akal atau bahkan nyawa.
Cerita ini mempertegas anggapan bahwa mahkota tersebut tidak bisa dimiliki sembarang orang, hanya pemimpin yang benar-benar suci, bijaksana, dan berjiwa Sunda yang bisa “mengenakannya”.
Hingga kini, jejak mahkota Pajajaran masih menjadi teka-teki. Ada yang mengaitkannya dengan ritual tertentu di beberapa keraton dan kasepuhan di Jawa Barat, yang diyakini masih menjaga nilai-nilai spiritual peninggalan Pajajaran.
Masyarakat adat sunda percaya, selama tradisi dan ajaran Sunda Wiwitan tetap dijaga, energi Makuta Binokasih tidak akan pernah padam. (*)