MEDIASERUNI.ID – Kehidupan wanita kerap disederhanakan dalam berbagai stereotip yang menghubungkan mereka dengan kebiasaan tertentu, seperti menggigit kuku saat cemas, berbelanja pakaian sebagai hobi utama, membaca novel romantis, dan terus-menerus mengecek media sosial.
Kebiasaan-kebiasaan itu juga dapat ditemukan pada pria. Misalnya, kebiasaan mengecek media sosial atau berbelanja pakaian bukanlah sesuatu yang eksklusif bagi satu gender saja, melainkan lebih berkaitan dengan preferensi individu serta pengaruh tren sosial.
Gigit Kuku
Menggigit kuku bukan hanya kebiasaan yang melekat pada wanita, tetapi juga banyak dilakukan oleh pria. Kebiasaan ini sering dikaitkan dengan kecemasan, kebosanan, atau bahkan kebiasaan sejak kecil yang sulit dihentikan.
Beberapa wanita menggigit kuku secara tidak sadar saat merasa gugup atau stres, namun ada juga yang melakukannya hanya karena sudah menjadi refleks alami.
Belanja Pakaian
Belanja pakaian sering dianggap sebagai aktivitas favorit wanita, tetapi apakah benar semua wanita menggemarinya. Tidak sedikit wanita yang lebih memilih belanja berdasarkan kebutuhan ketimbang mengikuti tren.
Namun, bagi sebagian lainnya, belanja bisa menjadi terapi emosional yang memberikan kepuasan dan meningkatkan rasa percaya diri. Fenomena ini juga didorong oleh tren mode dan pengaruh media sosial yang terus berkembang.
Baca Novel
Membaca novel menjadi aktivitas yang banyak digemari karena memberikan hiburan, wawasan, dan pelarian dari rutinitas sehari-hari. Namun, tidak semua wanita memiliki hobi membaca.
Ada yang lebih memilih menonton film, bermain game, atau menghabiskan waktu dengan kegiatan lain. Minat terhadap novel biasanya dipengaruhi oleh genre favorit dan ketersediaan waktu untuk menikmati bacaan.
Media Sosial
Mengecek media sosial hampir menjadi kebiasaan universal di era digital, baik bagi wanita maupun pria. Media sosial menawarkan informasi, hiburan, dan koneksi dengan orang lain.
Bagi sebagian wanita, platform ini menjadi sarana untuk mengekspresikan diri, membangun personal branding, atau sekadar mengikuti tren. Namun, ada juga yang merasa media sosial justru membawa dampak negatif, seperti kecanduan atau tekanan sosial. (*)
