Karawang, MEDIASERUNI.ID – Panen raya padi di Karawang, dihadiri Wakil Sub Bulog Karawang Lina Mardiah. Kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah Pusat ini berlangsung serentak di 14 provinsi dan 149 kabupaten/kota Seindonesia.
Panen raya berlangsung di Desa Karangtanjung Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang, dan dihadiri Bupati Karawang H. Aep Syaepulloh, S.E.
Lina Mardiah menyampaikan salah satu tugas Bulog Karawang adalah menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani dan produsen.
“Saat ini kami ditugaskan menyerap gabah dengan harga Rp 6.500 per kilogram, sementara harga beras diperkirakan mencapai Rp 12.000 per kilogram,” ujar Lina.
Untuk mendukung penyerapan gabah, Bulog Karawang menjalin kerja sama dengan Babinsa di wilayah Karawang dan Bekasi serta petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian.
Lina juga menegaskan pentingnya sosialisasi mengenai kriteria penerimaan gabah kering panen (GKP).
“Gabah kering panen adalah gabah yang siap dipanen, dan ada perbedaan harga dengan gabah kering giling,” jelasnya.
Ia mengimbau para petani yang akan melakukan panen agar berkoordinasi dengan kepala desa dan Babinsa setidaknya dua hari sebelum panen, agar Bulog bisa menyiapkan penyerapan.
Ketua Asosiasi Pengusaha Beras (ASPEBEKA) Karawang, Acim yang juga menjadi mitra Bulog menyatakan komitmennya untuk mendukung penyerapan hasil panen petani.
“Kami telah menyerap 30.000 ton gabah yang disalurkan ke Bulog Karawang, melebihi target hingga 200 persen,” ungkapnya.
Namun demikian, perwakilan petani, H. Mahmudin, menyampaikan keluhan mengenai harga gabah di lapangan yang masih belum sesuai ketentuan.
“Pemerintah menetapkan harga Rp6.500 per kilogram, tapi di lapangan harganya hanya Rp5.000, bahkan ada yang dibayar secara utang oleh bandar,” keluh Mahmudin.
Ia berharap pemerintah bisa turun langsung membeli gabah dari petani untuk mengatasi persoalan ini. Mahmudin juga menekankan pentingnya koordinasi antara petani dan Bulog sebelum panen untuk mencegah kesalahpahaman.
“Sosialisasi dari Bulog ini baru kami dengar langsung hari ini, jadi kami berharap komunikasi ke depan bisa lebih baik,” tambahnya.
Menurutnya, beberapa ketentuan Bulog juga menjadi tantangan tersendiri bagi petani, terutama dalam hal kondisi gabah dan biaya pengangkutan.
“Kalau harga Rp6.500 itu harus sudah di atas mobil dan pakai karung, kami merasa keberatan,” ujarnya.
Mahmudin pun meminta pemerintah segera mencari solusi agar harga gabah di lapangan sesuai ketentuan, serta mengurangi beban yang ditanggung petani. (Davi)