MEDIASERUNI.ID – Suatu pagi yang cerah, sepasang suami istri bersiap untuk berbelanja ke pasar. Di tengah perjalanan, sang suami teringat bahwa ia lupa membawa uang. Kebetulan hari itu juga adalah hari gajian.

Dengan tergesa, ia pun meminta izin kepada istrinya untuk mengambil uang di ATM yang tidak jauh dari pasar. Sesampainya di ATM, sang suami mengetik beberapa tombol. Begitu melihat saldo gajinya sudah masuk, ia tersenyum tipis, ada rasa lega dan bahagia. Ia segera keluar dari ruangan ATM, berjalan cepat menuju istrinya yang tengah menunggu di luar.

Namun, di saat sang suami masih di ATM, tiba-tiba seorang ibu datang menghampiri istrinya. Perempuan itu tampak lelah, dengan seorang anak kecil di pelukannya. Dengan suara lirih dan mata penuh harap, ibu itu berkata,
“Bu, maaf mengganggu… apakah Ibu bisa memberi sedikit uang untuk kami?”

Sang istri tersentak sejenak, lalu segera merogoh sakunya. Ia menemukan uang receh dua ribu rupiah dan menyerahkannya kepada ibu tersebut. “Ini, Bu, semoga bisa sedikit membantu,” ujarnya lembut.

Baca Juga:  Satgas TMMD ke 120 Siagakan Petugas Kesehatan bagi Warga Desa Gurudug

Namun ibu itu tidak segera pergi. Ia menatap sang istri dengan senyum tipis. “Terima kasih, Bu… tapi kami sudah dua hari belum makan. Kalau boleh, apakah Ibu bisa membantu sedikit lagi, untuk membeli nasi?”

Mendengar itu, hati sang istri terenyuh. Ia kembali mengaduk saku bajunya, hingga menemukan selembar uang sepuluh ribu rupiah. Dengan tulus ia menyerahkannya. “Ini, Bu. Maaf cuma segini, mudah-mudahan cukup untuk makan hari ini.”

Mata ibu itu berkaca-kaca. Ia menggenggam uang itu erat, lalu berkata penuh syukur. “Terima kasih banyak, Bu. Ini sudah lebih dari cukup. Semoga Allah memberi Ibu sekeluarga kesehatan, umur panjang, dan rezeki yang berlimpah.”

Ia terus mengucap syukur sambil tersenyum, lalu berlalu bersama anaknya. Tak lama kemudian, sang suami datang sambil tersenyum. “Bu, akhirnya kita bisa belanja. Alhamdulillah, gajinya sudah masuk,” katanya riang.

Baca Juga:  Rutinitas Jum’at Berkah Rizal Bawazier di Pekalongan, Warga Antusias Antri Sejak Pagi

Sang istri tersenyum, tapi matanya tampak sendu. Ia lalu menceritakan pertemuannya dengan ibu pengemis tadi. Tentang bagaimana ibu itu begitu tulus bersyukur, walau hanya menerima uang dua belas ribu rupiah.

Sang suami terdiam. Ia menatap istrinya dalam hening, lalu berkata lirih. “Betul, Bu… kita sering lupa bersyukur. Padahal Allah sudah memberi kita begitu banyak kemudahan. Sedangkan ibu tadi, yang hidup serba kekurangan, justru tidak pernah berhenti bersyukur.”

Sang istri mengangguk pelan. “Mungkin hari ini bukan hanya kita yang menolong orang lain,” ujarnya lembut, “tapi sebenarnya, Allah sedang mengirimkan ibu itu untuk mengingatkan kita… agar lebih banyak bersyukur.”

Keduanya saling berpandangan, lalu menundukkan kepala, berbisik lirih dalam hati. “Alhamdulillah, atas segala nikmat-Mu, ya Allah.” (*)

Dadan Saepudin, Ketum PD PGMNI KBB