Karawang, MEDIASERUNI.ID – Pembangunan pagar SDN Karangsinom ll, Kecamatan Tirtamulya, Karawang, Jawa Barat, dikeluhkan. Proyek tersebut dinilai tak sesuai spesifikasi teknis (spektek) yang seharusnya diterapkan dalam pembangunan fasilitas sekolah.

Proyek yang dikerjakan CV. RIKI RWHMA dengan Nomor Kontrak 027.03.PPK/SPK/1051241000-ABT POKIR/PENDES/X/2025, dibiayai APBD perubahan Dinas Pendidikandan Pemuda Olahraga Kabupaten Karawang, sebesar Rp 141.918.000.

Hal paling mencolok terdapat perbedaan kualitas besi yang digunakan untuk balokan dan besi pada bagian slup. Besi balokan tampak menggunakan besi berukuran kecil, sedang bagian slup besi berukuran sedang.

Perbedaan ini dinilai dapat memengaruhi kekuatan konstruksi pagar.Tidak hanya itu, pembangunan pagar tersebut juga diduga tidak menggunakan pondasi sebagaimana mestinya.

Baca Juga:  Gasibu Ditutup Sementara Sembilan Hari untuk Upacara HUT Kemerdekaan dan Hari Jadi Provinsi Jabar

Struktur pagar diketahui hanya diperkuat dengan metode cakar ayam, bahkan tanah yang digali pun sangat dangkal.

“Kami sebagai orang tua murid tentu khawatir. Ini bangunan di lingkungan sekolah, tempat anak-anak kami menuntut ilmu setiap hari. Kalau tidak sesuai standar, bagaimana keamanan mereka,” ujar seorang wali murid yang enggan disebut namanya.

Ia berharap pihak sekolah maupun instansi terkait dari pemerintah daerah segera turun tangan melakukan pengecekan terhadap proyek tersebut.

Mereka menilai pengawasan harus diperketat agar pembangunan fasilitas pendidikan berjalan sesuai aturan dan tidak membahayakan keselamatan siswa.

Sementara mandor proyek, pria bernama Blex, mengatakan pekerjaan semua sudah sesuai.

“Untuk besi slup menggunakan besi behel ukuran 10, sementara untuk tiang-tiang menggunakan besi baja 10 uril,” kata Blex kepada Mediaseruni, Kamis 4 Desember 2025.

Baca Juga:  Tagline Karawang Maju Rakyat Sejahtera Bergema, Cabup Nomor 2 Pastikan APBD Prorakyat

Terkait temuan slup balokan besi berukuran 8 banci, Blex menjelaskan, matrial yang digunakan slup balokan sudah diganti.

Kepala sekola SDN Karangsinom ll Hj. Nurjanah, S.Pd., saat ditemui mengaku tidak mengetahui berapa besar pagu anggaran yang digunakan pada pengerjaan pagar dimana tempatnya mengajar.

“Saya tidak tahu berapa besar anggaran yang digunakan dan tidak mengetahui RAB apa saja yang diperuntukan pada pagar sekolah,” tegasnya.

Sepenuhnya menyerahkan kepada pihak pemborong. Dirinya hanya mengaku penerima manfaat dari hasil aspirasi dewan di dapil 5. (Davi)