Pemalang,MEDIASERUNI.ID – Dugaan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh seorang tekong kapal berinisial RA kembali memicu perhatian publik. Seorang anak buah kapal (ABK) bernama Krisdiyanto diduga menjadi korban kekerasan saat sedang bekerja di kapal tersebut. Saat ini korban masih menjalani pemeriksaan medis (visum) di RSUD Pemalang.Jumat 14/11/2025

Informasi ini disampaikan oleh tokoh masyarakat sekaligus pendamping korban, Budi Susanto, dari Desa Asemdoyong, Kecamatan Taman, Pemalang. Ia menyebut bahwa dugaan kekerasan tersebut bukan hanya memprihatinkan, namun juga harus diproses secara hukum tanpa pandang bulu.

“Kami hanya ingin keadilan ditegakkan”

Budi Susanto menjelaskan, sejak awal pihak keluarga dan warga sekitar sangat khawatir atas kondisi korban. Krisdiyanto disebut mengalami sejumlah keluhan fisik usai insiden tersebut, termasuk rasa sakit pada bagian tubuh tertentu, sehingga harus mendapatkan pemeriksaan intensif dari pihak medis.

Baca Juga:  Kredit Macet Rp 12 Miliar di BPR Pemalang, Kejaksaan Sasar Pejabat & Anggota Dewan

“Kami ikut memperjuangkan agar kasus ini ditangani dengan serius. Dugaan penganiayaan oleh tekong kapal harus diusut tuntas. Korban kini sedang menjalani visum di RSUD untuk keperluan laporan,” ujar Budi Susanto.

Kronologi Masih Didalami

Hingga kini, informasi mengenai kronologi lengkap peristiwa masih terus digali. Namun berdasarkan keterangan sementara dari pendamping korban, insiden terjadi saat korban sedang bekerja di kapal. Belum diketahui apa pemicu kekerasan tersebut, namun tindakan itu disebut terjadi secara tiba-tiba dan membuat korban mengalami trauma.

Sejumlah rekaman percakapan warga dan potongan video yang beredar menunjukkan bahwa kondisi korban tampak lemah, dengan keluhan pada beberapa bagian tubuh, termasuk area pinggang.

Baca Juga:  Parpol Non-parlemen Karawang Sinergi Deklarasi Dukung Gina Swara Bupati

Desakan Warga: Lindungi Para ABK

Kasus ini memicu kekhawatiran masyarakat, terutama keluarga para pekerja kapal. Banyak pihak menilai bahwa kejadian seperti ini tidak boleh dibiarkan berulang, mengingat posisi ABK yang kerap berada di bawah tekanan dan jauh dari pantauan publik.

“Kami berharap pemerintah dan aparat bergerak cepat. Jangan sampai para pekerja di laut menjadi korban kekerasan yang seolah tidak terlihat,” tambah Budi.

Langkah Hukum Dilaporkan Berjalan

Pihak keluarga kini tengah menyiapkan laporan resmi ke kepolisian, dengan bukti visum sebagai salah satu dasar awal. Warga Asemdoyong berharap proses hukum berjalan transparan, sehingga korban bisa mendapat keadilan dan dunia kerja pelayaran lebih mendapat perhatian terkait keselamatan dan perlindungan tenaga kerjanya.