Karawang, MEDIASERUNI.ID – Warga Karawang masih geram sekalipun HRD PT FCC Oktav Ardiansyah minta Maaf dan Temui Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Jumat 25 Juli 2025.
Pertemuan HRD PT FCC dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi terungkap dalam video berdurasi lebih satu menit di TikTok Dedi Mulyadi Official, tampak Oktav bersama jajaran manajemen FCC, Kepala Desa Wadas Junaedi, dan perwakilan Disnaker Karawang, bertemu Gubernur Dedi, Jumat 25 Juli 2025. Suasananya hangat, tapi reaksi publik tetap dingin.
Gubernur Dedi Mulyadi mencoba menenangkan situasi. Ia menyebut telah terjadi miskomunikasi yang memperkeruh suasana. Sebagai solusi, ia menawarkan pelatihan matematika dasar bagi calon pencari kerja di Desa Wadas, dimulai hari Senin mendatang.
Hebatnya, guru dan honor akan ditanggung langsung sang gubernur. “Saya siapkan gurunya, honornya dari saya pribadi,” ujar Dedi. Ia juga menjanjikan bahwa proses rekrutmen ke depan akan lebih transparan, digital, dan tanpa pungutan biaya sebelum diterima kerja.
Kepala Desa Wadas, Junaedi, ikut buka suara dalam pertemuan itu. Ia berharap warga menghentikan rencana aksi dan yakin peluang kerja untuk warga Karawang di kawasan industri masih terbuka lebar.
Namun, di balik upaya damai ini, suara dari lapangan justru makin lantang. Banyak warga dan aktivis merasa tidak dilibatkan dan kecewa dengan pertemuan tersebut. Salah satunya adalah Nurdin Syam alias Mr. Kim dari Forum Masyarakat Karawang Ngahiji (FMKN).
“Pertemuan itu tidak mewakili suara masyarakat Karawang. Kami tak akan diam,” tegas Mr. Kim. Ia memastikan aksi akan berlanjut bahkan hingga ke Kementerian Tenaga Kerja di Jakarta. “Ini bukan cuma soal kerja. Ini soal harga diri.”
Sebelumnya, Oktav pun sudah buka suara. Dalam konferensi pers di Lapak Ngopi, GOR Panatayudha, Kamis 24 Juli 2025, ia menyampaikan permintaan maaf atas ucapannya yang dinilai merendahkan warga Karawang.
“Saya minta maaf. Itu tidak bermaksud menyinggung. Video yang beredar sudah di luar konteks,” kata Oktav. Ia mengklaim bahwa ucapannya hanya perumpamaan dan bukan generalisasi. Bahkan ia menyebut salah satu staf andalannya adalah warga Karawang.
Isu ini awalnya mencuat setelah beredar pernyataan Oktav yang menyebut “orang Karawang tak pintar-pintar”, yang langsung memicu amarah publik. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bumi Proklamasi pun melaporkannya ke Polres Karawang atas dugaan penghinaan.
Di tengah kegaduhan, Ketua Karang Taruna Pendawa Putra Desa Wadas, Pupu Bahtiar, ikut terseret. Namanya disebut hadir dalam pertemuan dengan pihak FCC, yang menuai berbagai spekulasi.
Dalam klarifikasinya, Pupu menegaskan bahwa ia hadir hanya sebagai tamu undangan, bersama Kepala Dusun, dan tidak memberikan pernyataan apapun.
“Kami hanya hadir menyaksikan klarifikasi dari pihak perusahaan. Tidak lebih,” ujar Pupu, berharap klarifikasi ini bisa meredam kesalahpahaman yang terlanjur menyebar lewat grup WhatsApp dan media sosial. (*)