MEDIASERUNI.ID – Senjata-senjata pusaka dalam budaya Batak bukan sekadar artefak sejarah, tetapi juga warisan gaib sekaligus simbol jati diri, kepercayaan dan identitas budaya. Beberapa di antaranya masih disimpan oleh keluarga keturunan raja, pemangku adat, atau museum daerah.

Namun, seiring perkembangan zaman, tidak semua generasi muda mengenal nilai dan kisah di balik benda-benda pusaka ini. Karena itu, perlu ada upaya bersama untuk mengedukasi publik, agar warisan budaya ini tak hilang ditelan zaman.

warisan budaya bukan hanya benda mati. Ia hidup dalam cerita, dijaga oleh adat, dan diwariskan melalui darah serta kebijaksanaan leluhur, di kerajaan-kerajaan kecil yang dulunya berdiri di wilayah-wilayah adat, seperti Toba, Karo, Mandailing, Simalungun, Pakpak, dan Angkola.

Masing-masing wilayah ini memiliki sistem pemerintahan tersendiri, lengkap dengan pemimpin adat, disebut raja atau raja bius, yang memegang otoritas tertinggi dalam masyarakatnya.

Dalam kehidupan kerajaan dan adat, senjata pusaka menjadi bagian penting, bukan hanya sebagai alat pertahanan, tapi juga simbol kekuasaan, status, dan spiritualitas.

Baca Juga:  Aura Wibawa Batu Cincin Pancawarna akan Memancar Deras di Jari Bupati

1. Piso Gaja Dompak

Lambang Kewibawaan Raja Batak
Salah satu senjata pusaka paling dikenal dalam tradisi Batak Toba adalah Piso Gaja Dompak, sebuah keris besar yang tidak hanya tajam secara fisik, tetapi juga tajam secara simbolis.

Piso (pisau/pedang) ini disebut “Gaja Dompak” karena dihiasi dengan ornamen berbentuk kepala gajah—lambang kekuatan dan kebijaksanaan.

Piso Gaja Dompak diyakini sebagai pusaka raja Batak, digunakan dalam upacara penobatan dan warisan turun-temurun sebagai legitimasi kekuasaan. Senjata ini disimpan dalam tempat khusus dan hanya dikeluarkan untuk keperluan adat atau krisis besar.

2. Tunggal Panaluan Tongkat Sakti Para Datu

Berbeda dari senjata biasa, Tunggal Panaluan adalah tongkat sakral yang digunakan oleh datu (pemimpin spiritual atau dukun adat).

Tongkat ini diukir dari kayu pilihan dan memuat pahatan manusia, hewan, dan simbol dunia roh. Dipercaya memiliki kekuatan gaib, tunggal panaluan digunakan untuk Mengusir roh jahat, Menyembuhkan penyakit, Melindungi wilayah dari musuh tak kasatmata.

Baca Juga:  Baterai Baghdad Teknologi Listrik Zaman Kuno yang Bikin Pusing Ilmuwan

Tongkat ini juga berisi pupuk (bahan magis) dari hasil ritual kuno, menjadikannya salah satu benda paling keramat dalam tradisi Batak.

3. Hujur Siringis

Tombak Perang dan Kehormatan
Dalam dunia Batak, terutama di masa lampau, perang antar kelompok bukanlah hal asing. Hujur Siringis adalah tombak tradisional yang digunakan dalam peperangan, sekaligus memiliki nilai seremonial. Ia kerap dibawa dalam upacara adat dan pengukuhan pemimpin, sebagai simbol keteguhan dan keberanian.

4. Sibela dan Senjata Bangsawan Mandailing

Di wilayah Mandailing, dikenal senjata pusaka bernama Sibela, sejenis pedang yang diwariskan dalam keluarga bangsawan. Ukirannya khas dan menunjukkan derajat pemiliknya.

Sibela tidak hanya dipakai dalam pertarungan, tetapi juga dalam upacara adat seperti Mangupa (pemberkatan). (*)