Kota Bandung, MEDIASERUNI.IDRaden Dewi Sartika adalah salah satu sosok pahlawan nasional yang berasal dari Tanah Pasundan yang membawa dimensi menarik di bidang pendidikan. Raden Dewi Sartika dikenal akan tekad kuatnya dalam memperjuangkan pendidikan bagi kalangan perempuan. Ia menggeser paradigma bahwa perempuan juga punya hak untuk belajar dan berdikari.

Sakola Kautamaan Istri adalah sekolah perempuan pertama di Indonesia yang didirikan oleh Raden Dewi Sartika pada tanggal 16 Januari 1904 di Bandung.

Sakola Kautamaan Istri merupakan bukti nyata kepedulian Raden Dewi Sartika pada pendidikan, sekaligus menandai bangkitnya pendidikan di Jawa Barat. Nyala api kegigihan Raden Dewi Sartika dalam membangun pendidikan serta memberdayakan hak-hak perempuan semestinya melecutkan semangat kita demi mewujudkan Indonesia yang lebih maju menuju Indonesia Emas 2045.

Korps Alumni Daya Mahasiswa Sunda (KADAMAS) Kota Bandung bersama Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS) Puseur, Yayasan Ahli Waris Raden Dewi Sartika (AWIKA) dan keluarga besar Raden Dewi Sartika, menggelar peringatan hari lahir Raden Dewi Sartika atau Mieling Raden Dewi Sartika di monumen Raden Dewi Sartika yang terletak di Taman Dewi Sartika, Balai Kota Bandung Jalan Wastukencana No.2 Kota Bandung, Kamis (4/12/2025).

dewi sartika
Ketua Panitia Mieling Raden Dewi Sartika 2025, Keke dan Sesepuh KADAMAS Kota Bandung, Abdal Matin di Taman Raden Dewi Sartika Balai Kota Bandung (Foto: Asep Ruslan)

Ketua panitia Mieling Raden Dewi Sartika 2025, Nice Aniawati yang akrab disapa Keke, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan kembali kiprah dan kontribusi Sang Pahlawan Nasional dari Tatar Sunda yaitu Raden Dewi Sartika.

“Mieling Ibu Raden Dewi Sartika tahun 2025 ini bertujuan untuk mengingatkan kembali kiprah dan kontribusi Ibu Raden Dewi Sartika yang lahir di Cicalengka, Tanggal 4 Desember 1884, khususnya di bidang pendidikan. Beliau sebagai Pahlawan Nasional asal Jawa Barat yang betul-betul memperjuangkan kaum perempuan, sehingga beliau menjadi Ibu Pendidikan dan sebagai simbol perjuangan kaum perempuan, khususnya para wanoja (perempuan) di Tatar Sunda,” ungkap Keke.

Menurut Keke, peringatan Raden Dewi Sartika tahun 2025 ini mengambil tema,”Manifestasi Semangat Raden Dewi Sartika Membangun Insan Unggul Menuju Indonesia Emas 2045.” Acaranya digelar terdiri atas tiga rangkaian kegiatan utama.

Baca Juga:  Dari Pondok Pesantren Rahmat Lil Alamin, Ikhlas Dalam Beramal

“Kegiatan pertama adalah bebersih di area Monumen Taman Raden Dewi Sartika. Kegiatan kedua adalah Lomba Karya Tulis Berbahasa Sunda tentang warisan Raden Dewi Sartika bagi pelajar SMP dan SMA, dan saat ini juga sedang berlangsung hingga 19 Desember 2025. Kegiatan ketiga adalah puncak acara pada 26 Desember 2025, kami menggelar webinar bersama sejumlah akademisi,” ujarnya.

Menurut Keke, Raden Dewi Sartika memiliki peran besar dalam sejarah pendidikan Indonesia.

“Ibu Raden Dewi Sartika, bukan hanya pelopor pendidikan perempuan, tetapi juga berpengaruh bagi kaum laki-laki. Untuk itu Kota Bandung harus bangga memiliki pahlawan nasional dengan kontribusi besar dalam dunia pendidikan,” ujarnya.

Sesepuh Korps Alumni Daya Mahasiswa Sunda (KADAMAS) Kota Bandung Abdal Matin, menambahkan bahwa perjuangan Raden Dewi Sartika masih relevan dengan konteks saat ini, terutama dalam pengembangan keterampilan perempuan.

“Raden Dewi Sartika itu pendobrak diskriminasi. Lewat keterampilan, beliau membuka jalan agar perempuan bisa berkarya dan bersaing. Banyak perempuan kini menjadi guru besar, dokter, hingga pejabat. Itu salah satu buah dari semangat yang beliau tanamkan,” kata Abdal.

Abdal berharap pemerintah lebih terlibat aktif dalam upaya pelestarian nilai-nilai perjuangan sang pahlawan.

“Pemerintah harus hadir, bukan hanya saat acara seremonial, tetapi menjadikan nilai-nilai Dewi Sartika sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Menurut Abdal, para wanoja sunda harus mampu meneladani semangat perjuangan Dewi Sartika, dengan caranya sendiri.

“Para Wanoja Sunda harus berdiri eksis. Namun dengan caranya masing-masing sesuai dengan tuntunan zaman,” tuturnya.

dewi sartika
Tom Rusamsa, Kenny Dewi (Cicit Raden Dewi Sartika), Iwan Kurniawan dan Asep Ruslan (Pengurus KADAMAS Kota Bandung) di Taman Raden Dewi Sartika Balai Kota Bandung (Foto: Asep Ruslan)

Di tempat yang sama, Sesepuh Puseur Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS) Kiki Agung Anugrah, mengatakan peringatan hari lahir Raden Dewi Sartika sudah menjadi agenda tahunan DAMAS dan KADAMAS. Namun ia menilai euforia peringatan dari pemerintah masih belum terasa.

“Ada sedikit kekecewaan karena peringatan dari Pemerintah Kota Bandung masih kurang. Padahal Raden Dewi Sartika adalah tonggak pendidikan perempuan dari Bandung. Ke depan, kami berharap lebih banyak organisasi terlibat agar nama beliau semakin hidup,” ungkap Kiki.

Baca Juga:  301 CPNS Pemalang Ikuti Orientasi: BKD Tekankan Kolaborasi dan Profesionalisme ASN

Selanjutnya Kiki menegaskan pentingnya melestarikan nilai-nilai perjuangan yang diajarkan oleh sang pahlawan Raden Dewi Sartika.

“Semangat pantang menyerah, pentingnya pendidikan, dan keterampilan hidup seperti Cageur, Bageur, Bener, Pinter, serta Singer, yang harus terus diwariskan,” pungkasnya.

Dari pihak keluarga Raden Dewi Sartika hadir Kenny Dewi, Cicit Raden Dewi Sartika yang juga Ketua Umum Yayasan Ahli Waris Raden Dewi Sartika (AWIKA), dan Iwan Kurniawan suami dari Kenny Dewi.

Kenny menyampaikan apresiasi kepada pihak penyelenggara, sekaligus harapan lebih besar kepada Pemerintah khususnya pihak Pemerintah Kota Bandung.

“Perjuangan Dewi Sartika memberi makna besar bagi Indonesia, terutama dalam pendidikan dan kemajuan perempuan. Namun dari tahun ke tahun, perhatian pemerintah masih kurang. Kami berharap peringatan 4 Desember mendapat perhatian lebih serius,” ungkapnya.

Dalam acara Mieling Raden Dewi Sartika tahun 2025 ini dibacakan Puisi dengan judul “Raden Dewi Sartika Kuring” Karya Tom Rusamsa (Damas-1968) oleh Keke.

dewi sartika
Monumen Raden Dewi Sartika di Taman Raden Dewi Sartika Balai Kota Bandung Jalan Wastukencana No.2 Kota Bandung (Foto: Asep Ruslan)

RADEN DEWI SARTIKA

Lahir di Cicalengka Bandung 4 Desember 1884 wafat di Cineam Tasikmalaya

11 September 1947

PAHLAWAN NASIONAL

Tokoh Perintis untuk Pendidikan kaum wanita

KONSEP PANGADJARAN RADEN DEWI SARTIKA

Oepama bangsa oerang di toengtoen toengtoen sakoemaha

Mistina sakoemaha perloena,

Dibéré pangadjaran anoe hadé, diwoeroekan ti boeboedak adabna gé jadi hadé, pamilihna bénér pamikiran méncrang..anoe kitoe djadi pinter bageur ngaranna

Anoe pinter bageur tara nyoesahkeun batoer, tara ngawiwirang batoer, hadé atina manis boedina, hadé lakoe lampahna lemes adabna, bisa njoekakeun ka pada kaoela …njaho di tata basa

Djelema atawa bangsa noe geus madjoe téh sakabèh palinter awéwé lalaki teu tinggaleun koe anu pada palinter nadjan bangsa sejen

Sakola téh Hoeloewotan hiroep

ELMU LUHUNG KASAKTI DIRI