MEDIASERUNI.ID – Lebih dari sekadar keindahan visual, bunga mawar, dengan pesonanya yang menawan, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat Indonesia.

Dalam berbagai tradisi, mawar digunakan sebagai medium untuk menyampaikan doa, rasa syukur, dan penghormatan kepada leluhur atau kekuatan ilahi.

Sebagai bunga yang kerap muncul dalam berbagai upacara adat, kehadirannya mencerminkan nilai-nilai luhur yang dipegang erat masyarakat Indonesia.

Peran mawar dalam ritual keagamaan juga tidak dapat diabaikan. Dalam tradisi Islam, mawar sering digunakan dalam prosesi ziarah kubur sebagai lambang kesucian dan harapan untuk kedamaian arwah.

Begitu pula dalam tradisi Hindu dan Buddha, mawar menjadi elemen penting dalam persembahan kepada para dewa sebagai simbol keindahan dan ketulusan.

Baca Juga:  HAJI USMAN (15)

Keharuman mawar dipercaya membawa energi positif yang dapat mempererat hubungan antara manusia dan alam spiritual.
Sehingga sering digunakan dalam meditasi atau praktik spiritual untuk menenangkan pikiran dan meningkatkan konsentrasi.

Dalam adat istiadat, bunga mawar memiliki makna yang mendalam sebagai wujud penghormatan kepada leluhur dan kebijaksanaan nenek moyang.

Dalam pernikahan tradisional, mawar sering menjadi bagian dari hiasan atau persembahan yang melambangkan kesetiaan dan cinta abadi.

Begitu pula dalam upacara adat lainnya, seperti ruwatan atau selamatan, mawar digunakan untuk memurnikan jiwa dan menyingkirkan energi negatif, mempertegas perannya sebagai simbol harapan dan keberkahan.

Baca Juga:  Sisi Mistis Harimau, Pemangsa Ganas Ini Tenyata Takut Api

Dengan peranannya yang begitu luas, bunga mawar menjadi lebih dari sekadar flora, ia adalah simbol yang meresap dalam jiwa bangsa Indonesia. Keberadaannya melampaui fungsi dekoratif semata, menjadikannya medium untuk menyampaikan pesan spiritual, emosional, dan budaya.

Dalam perspektif spiritual dan budaya, mawar adalah bunga dengan makna mendalam yang terus hidup, diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian tak tergantikan dari warisan leluhur Indonesia. (*)

Sumber: Kusalawa, Orami, Three Bouquets