Bandung, MEDIASERUNI.ID – Hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah Jawa Barat saat ini meningkatkan potensi bencana banjir dan tanah longsor.
Daerah-daerah seperti Bandung, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, dan Bogor menjadi wilayah yang paling terdampak, seiring dengan tingginya curah hujan yang terjadi.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi ini, terutama dengan terjadinya banjir akibat meluapnya Sungai Jayanti di Kabupaten Bogor, yang merendam pemukiman warga.
Meskipun penyebab pasti dari meluapnya sungai tersebut belum diketahui, Gubernur menggarisbawahi pentingnya melakukan kajian lebih mendalam untuk menemukan solusi yang tepat.
“Upaya untuk mengatasi masalah ini harus segera dilakukan. Salah satu langkah yang sangat penting adalah menghentikan konversi lahan di kawasan Puncak Bogor,” ujar Dedi Mulyadi, dikutip Senin 3 Maret 2035.
Menurutnya, alih fungsi lahan di kawasan Puncak telah mencapai lebih dari seribu hektare, yang mayoritas sebelumnya adalah lahan perkebunan teh.
Hal ini menjadi perhatian serius karena dapat memperburuk keseimbangan ekosistem dan meningkatkan risiko bencana alam.
Ia pun berencana bekerja sama dengan PTPN dan Perhutani untuk mengembalikan fungsi konservasi lahan tersebut.
“Sejak zaman kolonial, Belanda menanam teh di kawasan ini tidak hanya untuk produksi, tetapi juga sebagai bagian dari upaya konservasi lingkungan,” kata Gubernur.
, dikutip Senin 3 Maret 2025.
Lanjut Dedi, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk memikirkan dampak jangka panjang dan tidak hanya keuntungan ekonomi sesaat.
Selain itu, Dedi Mulyadi juga menyoroti bencana pergeseran tanah yang terjadi di Kabupaten Tasikmalaya, yang telah merusak lebih dari 55 rumah dan dua fasilitas ibadah.
Sebanyak 92 keluarga terdampak, dan sebagian besar telah mengungsi ke kantor desa atau ke rumah kerabat. Sebagai langkah pencegahan, Gubernur mengusulkan agar desain hunian di daerah rawan longsor diperbaiki dengan mengganti rumah tembok menjadi rumah panggung.
Dengan struktur yang lebih sesuai, rumah panggung akan lebih tahan terhadap pergeseran tanah dan memberikan keamanan bagi penghuninya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Sosial dan BPBD Jabar juga telah memberikan bantuan darurat berupa logistik, air bersih, dan fasilitas toilet portabel kepada warga yang terdampak.
Gubernur memastikan bahwa kebutuhan pokok, termasuk untuk sahur dan buka puasa di bulan Ramadan, akan tetap terpenuhi bagi mereka yang membutuhkan.
“Ke depan, kami juga berharap warga yang terdampak dapat direlokasi ke lahan yang telah disediakan oleh pemerintah desa demi keselamatan dan kesejahteraan jangka panjang mereka,” ujar Dedi Mulyadi, menutup pernyataannya.
Penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan solusi berkelanjutan agar bencana serupa tidak terulang di masa depan. (*)