MEDIASERUNI.ID – Danau Toba tidak hanya menyimpan pesona alam yang memikat, tetapi juga misteri yang terus hidup dalam tradisi lisan suku Batak. Salah satunya tentang Kota Emas yang terkubur di dasar danau itu.

Di desa-desa sekitar danau seperti Balige, Parapat, hingga Pulau Samosir, cerita tentang kota emas yang tenggelam terus diwariskan dari mulut ke mulut. Bukan sekadar dongeng, kisah ini dianggap sebagai bagian penting dari jati diri dan ingatan kolektif masyarakat Batak, yang terkenal sangat kuat memegang warisan budaya lisan mereka.

Dalam beberapa cerita warga, terutama para nelayan yang sering melaut malam hari, ada pengakuan mengejutkan mereka melihat bayangan bangunan megah di permukaan air, atau mendengar suara lonceng, nyanyian, hingga tangisan samar dari dasar danau.

Beberapa bahkan menyebut pernah melihat cahaya aneh atau gelembung besar muncul tiba-tiba dari kedalaman, seolah danau sedang “bernafas.” Fenomena misterius ini makin memperkuat keyakinan akan keberadaan kota atau kerajaan kuno yang terkubur di bawah perairan Danau Toba.

Secara ilmiah, Danau Toba memang bukan danau biasa. Ia terbentuk akibat letusan supervolcano dahsyat sekitar 74.000 tahun silam yang menciptakan kaldera raksasa, kemudian terisi air dan membentuk danau seperti sekarang.

Baca Juga:  Ini Empat Daerah Termisteri di Indonesia, Kota Gaib Sulanjana Termasuk

Letusan ini diyakini sebagai salah satu bencana geologis terbesar yang pernah terjadi di Bumi. Kisah tentang tenggelamnya kerajaan mungkin merupakan bentuk memori kolektif nenek moyang suku Batak atas bencana besar itu, disampaikan lewat cerita simbolik agar mudah diingat dan diwariskan.

Namun hingga kini, belum ada bukti arkeologis meyakinkan yang dapat mengonfirmasi keberadaan kota emas tersebut. Penyelidikan ilmiah belum menemukan struktur bangunan utuh ataupun artefak khas kerajaan di dasar danau.

Meski begitu, di daratan Pulau Samosir dan wilayah sekitarnya, ditemukan banyak peninggalan menarik. Seperti batu megalit, sarkofagus kuno, hingga batu kursi yang digunakan dalam sidang adat. Semua ini menunjukkan adanya peradaban Batak kuno yang sangat maju dalam struktur sosial dan kepercayaan spiritual.

Beberapa penyelam dan teknologi sonar pernah mendeteksi keberadaan struktur batu besar di kedalaman Danau Toba, namun data tersebut masih terbatas dan belum ditindaklanjuti lewat penelitian resmi secara menyeluruh.

Baca Juga:  Kisah Seniman Inspiratif Karawang, Aep Saepudin: Kanvas Dunia Tanpa Batas

Temuan ini membuka ruang spekulasi, apakah itu bagian dari formasi geologi alami, ataukah benar sisa peradaban yang lama terkubur.

Tokoh adat Batak bahkan menyebut ada beberapa titik di danau yang dianggap “keramat” dan tidak boleh sembarangan dilalui. Lokasi-lokasi itu diyakini dijaga oleh roh leluhur yang berasal dari masa kerajaan lama.

Kepercayaan ini menjadi bagian penting dalam ritual adat dan upacara yang masih dijalankan hingga sekarang, seolah menjadi jembatan antara dunia nyata dan dunia gaib.

Kendati demikian, terlepas dari itu, mitos tentang kota emas di dasar Danau Toba mungkin memang tak bisa dibuktikan secara ilmiah… untuk saat ini. Tapi dalam budaya Batak, kisah ini lebih dari sekadar dongeng.

Ia adalah cara nenek moyang mengabadikan peristiwa besar bencana, kehilangan, dan kebangkitan dalam bentuk kisah simbolik yang sarat makna. Entah nyata atau tidak, legenda ini terus hidup, menyatu dalam arus danau, dan berbisik dalam tiap gelombang yang menyentuh pantai Pulau Samosir. (*)