MEDIASERUNI.ID – Bila berkunjung ke Desa Keramat Bayan di Lombok Utara, jangan kaget kalau menemukan hal yang bikin alis terangkat. Di desa itu, suami dan istri dilarang tinggal dalam satu rumah agar tidak terjadi bencana yang menimpa desa tersebut.

Warga disana meyakini kepercayaan itu. Jadi bukan cerita horor atau legenda urban, tapi aturan adat yang masih berlaku sampai sekarang, dan dijaga ketat oleh warganya secara turun-temurun.

Larangan tinggal serumah bagi pasangan sah bukan karena alasan sosial biasa, melainkan diyakini sebagai bagian dari warisan spiritual.

Menurut warga setempat, jika aturan ini dilanggar, bisa memicu kejadian-kejadian gaib, mulai dari penyakit aneh, musibah mendadak, hingga malapetaka yang sulit dijelaskan secara logika. Ngeri-ngeri sedap, ya!

Baca Juga:  Ormas GRIB Jaya Pemalang Gelar Aksi Damai

Aturan ini bukan main-main. Para tetua adat di sana memegang kepercayaan kuat bahwa rumah adalah tempat sakral yang harus menjaga keseimbangan spiritual.

Bila energi dalam rumah tidak seimbang, misalnya karena dihuni oleh pasangan yang dianggap “tidak seharusnya” maka akan timbul ketidakharmonisan yang bukan hanya berdampak pada si penghuni, tapi juga bisa merambat ke lingkungan sekitar.

Lalu, bagaimana kehidupan rumah tangga warga Desa Bayan? Ternyata, meski terdengar tak lazim, mereka punya cara sendiri yang unik. Suami biasanya tinggal di rumah orang tuanya, begitu juga sang istri.

Mereka hanya bertemu saat waktu tertentu, atau saat ada kebutuhan bersama. Konsep ini mungkin terdengar asing, tapi bagi masyarakat Bayan, inilah bentuk kesetiaan dan keharmonisan versi mereka.

Baca Juga:  Kuda Lumping Pertunjukan Mistis dari Jawa Timur

Menariknya lagi, aturan ini bukan sekadar larangan kaku. Di baliknya ada filosofi dalam tentang kesederhanaan, pengendalian diri, dan menghormati tradisi leluhur. Anak-anak muda pun, meski hidup di era digital, tetap tunduk pada norma ini dengan bangga.

Mereka tidak melihatnya sebagai pembatas, melainkan sebagai identitas yang membedakan mereka dari dunia luar. Banyak peneliti budaya dan wisatawan spiritual yang datang ke Bayan untuk menyaksikan langsung kehidupan unik ini.

Tak sedikit yang penasaran dan akhirnya kagum pada kekuatan tradisi yang masih hidup di tengah arus modernisasi. Desa ini bukan cuma soal larangan aneh, tapi cerminan kuatnya nilai adat yang membentuk karakter masyarakatnya. (*)