MEDIASERUNI.ID – Warna hijau mungkin tampak biasa di mata kebanyakan orang, namun di pesisir selatan Pulau Jawa, warna ini punya makna yang jauh lebih dalam dan berkaitan dengan Nyai Roro Kidul. Lantas, misteri apa sih yang tersimpan dibalik warna hijau itu.
Di balik keindahan laut dan deburan ombaknya, terpatri sebuah mitos yang sudah mendarah daging, jangan sekali-kali memakai pakaian hijau saat mengunjungi pantai selatan. Karena warna ini dipercaya sebagai warna kesukaan dan simbol kekuasaan Nyi Roro Kidul, sang penguasa Laut Selatan.
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, khususnya di daerah pesisir seperti Parangtritis dan Pelabuhan Ratu, hijau zamrud adalah warna keramat yang identik dengan kebesaran Nyi Roro Kidul.
Ia bukan sekadar tokoh mitologi, tapi sosok yang dianggap nyata dalam dunia spiritual. Banyak yang meyakini bahwa mengenakan warna hijau di pantai selatan bisa memikat perhatiannya, dan jika ia berkenan, jiwa atau raga orang itu bisa ‘dipanggil’ ke alam gaib miliknya.
Kisah-kisah misterius pun bermunculan. Ada yang tiba-tiba menghilang setelah bermain di pantai dengan baju hijau, lalu ditemukan beberapa hari kemudian dalam kondisi linglung, seperti habis melakukan perjalanan ke dimensi lain.
Cerita-cerita seperti ini terus diwariskan dari generasi ke generasi, memperkuat larangan tak tertulis yang masih dipegang erat hingga kini. Bagi warga lokal, mitos ini bukan sekadar dongeng, tapi bentuk kearifan lokal untuk menjaga keselamatan diri.
Misteri Warna Hijau
Larangan memakai hijau bukan cuma perkara supranatural, tapi juga mencerminkan betapa masyarakat pesisir memahami dan menghormati kekuatan alam. Ombak pantai selatan dikenal liar dan berbahaya.
Dengan membalut larangan dalam cerita mistis, warga berusaha menanamkan rasa waspada yang kuat pada siapa pun yang datang. Cerita tentang Nyi Roro Kidul pun menjadi pagar tak kasatmata yang mengingatkan bahwa manusia tak boleh sombong di hadapan alam.
Dalam konteks spiritualitas Jawa, warna hijau juga punya getaran khusus. Ia sering digunakan dalam sesajen, kembang, dan perlengkapan ritual sebagai simbol penghormatan kepada penguasa laut.
Dalam banyak upacara adat, warna hijau dipercaya memperkuat koneksi antara dunia manusia dan dunia gaib. Tak heran jika warna ini bukan sembarang warna ia punya makna magis yang dipercaya mampu ‘membuka pintu’ menuju dimensi lain.
Keberadaan mitos ini menambah lapisan misteri yang membalut sosok Nyi Roro Kidul. Sebagian orang meyakini bahwa beliau adalah penjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia gaib.
Tak sedikit pula yang menganggapnya sebagai pelindung bagi mereka yang menghormatinya dan petaka bagi yang menantang. Larangan memakai hijau pun menjadi semacam ujian: apakah pengunjung menghargai adat, atau justru menantangnya?
Mau percaya atau tidak, larangan ini tetap hidup dalam kesadaran kolektif masyarakat. Warna hijau di pantai selatan bukan sekadar pilihan fashion, melainkan simbol batas antara dunia manusia dan alam gaib.
Dan siapa pun yang melangkahi batas itu, konon harus siap menanggung risikonya. Maka, jika suatu saat kamu berdiri di tepi Pantai Parangtritis, pertimbangkan baik-baik warna pakaianmu, karena mungkin, ada sepasang mata gaib yang tengah mengawasi. Wallahu A’lam Bishawab.(*)