Sukabumi, MEDIASERUNI.ID – Arus deras Sungai Cikaso jadi bukti ketangguhan anak sekolah di wilayah Selatan Sukabumi menatap masa depan, meski harus menyeberangi sungai hanya untuk sampai di sekolah.
Melansir Sukabumiupadate, Jumat 11 Juli 2025, meski harus menyeberangi derasnya arus Sungai Cikaso dengan rakit bambu, semangat anak-anak di selatan Sukabumi untuk sekolah tak pernah surut.
Jembatan gantung sepanjang 75 meter yang dulu menghubungkan Desa Bantarpanjang (Kecamatan Jampangtengah) dan Desa Sirnasari (Kecamatan Pabuaran) ambruk diterjang banjir besar akhir 2024.
Sejak itu, warga terpaksa mengandalkan rakit seadanya untuk melintasi sungai. “Setiap hari anak-anak sekolah harus naik rakit. Kami khawatir karena arus sungai kadang sangat deras, tapi tidak ada pilihan lain,” ujar Ketua BPD Bantarpanjang, Lina Yuliana.
Jembatan yang dibangun lewat dana CSR PT Telkom Indonesia dan Kodim pada 2024 itu, sebenarnya jadi akses vital bagi warga, bukan cuma untuk ke sekolah, tapi juga aktivitas ekonomi dan sosial.
Kini, akses itu lumpuh total. Anak-anak dari Kampung Tegal Sangar, misalnya, harus menyeberangi sungai demi bisa belajar di SDN Bantarpanjang.
Camat Pabuaran Ikhsan Mukhlis Sani, mengakui kondisi ini menyulitkan masyarakat dua kecamatan. Pemerintah desa, kecamatan, BPBD, hingga yayasan sosial sudah diajak berkoordinasi, namun pembangunan jembatan belum juga terealisasi.
Sementara itu, warga tetap berjuang dengan cara mereka sendiri. Rakit bambu disiapkan secara gotong royong, tanpa pungutan biaya. Tapi semua tahu, ini bukan solusi jangka panjang.
Mereka hanya bisa berharap, ada perhatian serius dari pemerintah atau pihak swasta agar jembatan penghubung bisa dibangun kembali, demi keselamatan dan masa depan anak-anak di sana. (*)