Perubahan jadwal, misalnya saat liburan atau libur sekolah, dapat memengaruhi pola tidur anak. Ketika mereka harus kembali ke rutinitas bangun pagi, bisa saja sulit bagi mereka untuk menyesuaikan diri.
Kondisi kesehatan fisik juga dapat memengaruhi pola tidur anak. Misalnya, jika anak sedang sakit atau tidak nyaman karena gigi tumbuh, mereka mungkin lebih rewel saat bangun tidur.
Anak-anak juga rentan terhadap stres dan kegelisahan, meskipun mereka mungkin tidak dapat mengekspresikannya dengan kata-kata. Kondisi emosional yang tidak stabil dapat memengaruhi kualitas tidur mereka dan membuat mereka sulit bangun pagi.
Rutinitas yang konsisten sebelum tidur dapat membantu anak merasa lebih tenang dan siap untuk tidur. Misalnya, membacakan cerita sebelum tidur atau menyanyikan lagu-lagu penenang dapat membantu mereka lebih mudah terlelap dan mempersiapkan tubuh untuk tidur yang nyenyak.
Orang tua memiliki peran besar dalam membentuk kebiasaan tidur anak. Memberikan dukungan dan perhatian yang tepat, serta menciptakan lingkungan tidur yang baik, dapat membantu anak merasa lebih nyaman saat bangun pagi dan mengurangi kemungkinan mereka menangis. (Mds/*)