Karawang, MEDIASERUNI – Kuta Tandingan sebuah nama yang fenomenal di Karawang dan masih menyimpan misteri. Meskipun kini sudah kosong dan ditinggalkan, namun siapa sangka di tempat itu pernah ada sebuah kerajaan bernama Kerajaan Kuta Tandingan Jaya.
Kuta Tandingan masih menyimpan banyak misteri dan penasaran. Nama Kuta Tandingan sendiri memiliki arti yang belum sepenuhnya terungkap. Beberapa orang percaya bahwa itu berasal dari kata ‘kutat; yang berarti tempat bertapa atau meditasi, dan ‘tandingan’ yang berarti setara atau sejajar.
Kutatandingan juga memiliki jejak spiritual yang menarik. Orang-orang yang secara kebetulan menemui misteri-misteri ini merasa terhubung dengan dunia gaib dan mencari makna di baliknya.
Kerajaan Kuta Tandingan Jaya
Berdasarkan sumber literatur, Kuta Tandingan disebut-sebut merupakan sebuah kerajaan yang berada di bawah pengaruh Kerajaan Padjajaran. Kerajaan ini bernama Kerajaan Kuta Tandingan Jaya.
Keberadaan Kerajaan Kuta Tandingan Jaya dapat ditemukan melalui Situs Kuta Tandingan di Ciampel, Karawang. Situs ini menandakan keterhubungan Kerajaan Kuta Tandingan dengan Kerajaan Padjajaran yang berpusat di Pakuan (sekarang Bogor).
Keberadaan Kerajaan Kuta Tandingan Jaya dibuktikan adanya Situs Kuta Tandingan di Ciampel (Kecamatan Ciampel), Karawang. Persisnya di Mulyasejati (Desa Mulyasejati Kecamatan Ciampel), sekitar 38 kilometer dari ibu kota Kabupaten Karawang.
Situs ini menandakan keterhubungan Kerajaan Kuta Tandingan dengan Kerajaan Padjajaran yang berpusat di Pakuan (sekarang Bogor) yang didirikan Sri Jayabhupathi sekitar tahun 923 Masehi yang kala itu bernama Kerajaan Sunda.
Selain Situs Kuta Tandingan, jejak Kerajaan Padjajaran dapat diketahui dari berbagai sumber sejarah. Diantaranya Babad Padjajaran, Carita Parahyangan dan Carita Waru Guru, selain Prasasti Batu Tulis, Prasasti Sanghyang Tapak dan Prasasti Kawali.
Menurut cerita orang tua zaman dulu, sebelum keruntuhan Pajajaran, Kerajaan Kuta Tandingan Jaya melepaskan diri atau diambil alih oleh tentara Kesultanan Banten yang dipimpin Syech Maulana Yusuf.
Pada tahun 1626, daerah Udug-udug dijadikan Markas Tentara Kesultanan Banten di bawah pimpinan Pager Gunung atau lebih dikenal dengan Pangeran Puger.
Kerajaan Kuta Tandingan Jaya, dengan segala keberadaannya, menjadi bagian dari warisan budaya dan sejarah Nusantara yang patut dihargai dan dipelajari lebih lanjut.
Meskipun banyak misteri yang mengelilingi kerajaan ini, penelitian dan pemahaman lebih lanjut tentang asal-usul dan masa kejayaannya dapat memberikan wawasan yang berharga tentang peradaban masa lalu di wilayah Indonesia, khususnya Jawa Barat. (Ari/Mds)