Karawang, MEDIASERUNI – Tahun ini, awal puasa Ramadan kemungkinan jatuh pada tanggal yang berbeda menurut versi pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.
Hal ini disebabkan oleh perbedaan metode pengamatan hilal yang digunakan oleh masing-masing kelompok. Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah memiliki pendekatan yang berbeda dalam menentukan awal bulan Hijriah.
Pemerintah melakukan sidang isbat oleh Kementerian Agama RI (Kemenag), sementara NU menggunakan metode rukyatul hilal yang mirip dengan pemerintah. Di sisi lain, Muhammadiyah mengandalkan hisab hakiki dalam penetapan tanggal.
Menurut Kemenag, pemantauan hilal untuk awal Ramadhan dilakukan pada 10 Maret 2024, dengan perkiraan 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.
Sementara itu, NU dan Muhammadiyah memberikan tanggal yang berbeda. NU, seiring dengan Kemenag, menetapkan awal puasa pada 12 Maret 2024, sedangkan Muhammadiyah telah mendahului dengan menetapkan tanggal 11 Maret 2024.
Perbedaan ini juga terlihat dalam penentuan Hari Raya Idul Fitri, dengan Muhammadiyah menetapkan tanggal 10 April 2024, sedangkan Kemenag dan NU pada 9 April 2024.