“Yang tentu nanti ini harus dirapatkan secara benar, tapi tidak lama saya itu tidak mau lama, jadi harus cepat kira-kira apa yang bisa dilakukan, jangan sampai berlarut-larut karena kan orang akan makan, orang harus berusaha, jangan karena ada bencana dia itu putus kerja atau bertani,” ucapnya.
Barnas juga menyoroti pentingnya edukasi terkait mitigasi bencana yang perlu dilakukan di saat kondisi normal. Edukasi ini mencakup langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi bencana serta penerapan struktur dan model bangunan yang kuat.
“Saya melihat rumah yang menggunakan struktur baik tidak rusak, sedangkan rumah yang strukturnya lemah mengalami kerusakan. Masyarakat juga harus memahami cara evakuasi yang benar jika terjadi gempa, termasuk mengetahui titik kumpul,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, dr. Leli Yuliani, melaporkan bahwa tujuh orang penyintas bencana telah mendapatkan perawatan medis di Puskesmas setempat. Dari tujuh penyintas tersebut, enam di antaranya berasal dari Kecamatan Pasirwangi dengan lima orang mengalami luka robek dan satu orang mengalami sesak napas, sedangkan satu korban lainnya berasal dari Kecamatan Tarogong Kaler dengan cedera di kepala. Pihaknya pun terus melakukan pemantauan kondisi para pasien.