Selain aspek gizi, makanan yang disajikan juga disesuaikan dengan selera anak-anak. Bey mencatat bahwa tidak ada makanan yang tersisa, menunjukkan bahwa siswa sangat menikmati hidangan yang disediakan.
“Saya lihat makanannya habis semua, jadi sudah sesuai dengan selera anak-anak,” ujarnya.
Meski demikian, Bey mengingatkan pemerintah daerah untuk tetap memperhatikan kebersihan dan ketepatan waktu pengiriman, terutama jika jumlah siswa yang mendapatkan makan siang bergizi bertambah.
Sementara itu, Penjabat Bupati Sumedang, Yudia Ramli, menjelaskan bahwa uji coba program ini telah berlangsung selama 20 hari dan berjalan dengan baik. Program ini didukung oleh partisipasi berbagai pihak, termasuk BUMD setempat.
“Di bulan pertama ini, program berjalan partisipatif, biaya ditanggung oleh BUMD dan masyarakat. Untuk bulan kedua, kita akan menggunakan setengah APBD,” jelas Yudia.
Yudia juga menambahkan bahwa bahan baku yang digunakan berasal dari produk lokal, seperti melon dan pepaya dari Jatigede.
Program makan siang bergizi diharapkan tidak hanya menyehatkan para siswa, tetapi juga mendorong kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar. (Ari/*)