Mediaseruni.co.id, KARAWANGCemburu, salah satu emosi manusia yang paling kuat dan kompleks, sering menjadi pemicu berbagai konsekuensi negatif dalam kehidupan sehari-hari. Dalam beberapa kasus, cemburu dapat menyebabkan tindakan kriminal yang pada akhirnya disesali.

Menurut penjelasan Ikhsan Bella Persada, M.Psi., seorang psikolog dari KlikDokter, (Januari 2020), dikutip Rabu, 17 Januari 2024, cemburu mungkin sulit dipastikan sebagai satu-satunya penyebab yang mendorong seseorang untuk mengambil tindakan membunuh.

Psikolog ini menekankan bahwa cemburu tidak dapat berdiri sendiri sebagai penyebab tunggal dalam kasus-kasus seperti itu. Kemungkinan adanya masalah lain seperti kontrol diri, pemahaman, dan emosi yang mendasari perilaku tragis seperti pembunuhan.

Dalam pandangan Ikhsan, banyak faktor yang dapat menjadi pemicu seseorang untuk membunuh, dan setiap faktor perlu diidentifikasi secara individu. Kontrol diri, pemahaman, dan emosi adalah faktor-faktor yang turut memengaruhi perilaku seseorang.

Baca Juga:  Bisnis Milenial yang Mengguncang 2025, Ini Daftarnya

Psikolog tersebut menegaskan bahwa kompleksitas kasus semacam ini memerlukan keterlibatan ahli kejiwaan untuk menggali lebih dalam dan mengungkap akar masalah yang sebenarnya.

Selain kontrol diri, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah rasa tidak aman, perasaan tidak dicintai, pengkhianatan, kebencian, atau dendam. Semua faktor ini dapat saling berinteraksi, menciptakan kondisi yang mendorong seseorang untuk mengambil langkah-langkah ekstrem.

Cemburu sulit dikontrol karena merupakan perpaduan kompleks antara rasa takut, stres, dan amarah. Penelitian menunjukkan bahwa emosi ini sering muncul pada individu dengan tingkat kepercayaan diri rendah, neurotisme, rasa insecure, posesif, dan kecemasan akan kehilangan pasangan.

Baca Juga:  Jelajahi Keunikan Wisata Jawa Barat, Nomor 3 Curug Terindah di Jabar

Respon Negatif Cemburu
Dr. Jane Flemming, seorang ahli psikologi, menggambarkan bahwa cemburu memicu respons fight-or-flight, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang.

Cemburu tidak hanya menyakitkan secara emosional, tetapi juga dapat membawa dampak merugikan pada kesehatan fisik, seperti tekanan darah tinggi, peningkatan detak jantung, dan tingkat adrenalin yang tinggi.

Lebih lanjut, Laman PsychCentral mengungkapkan bahwa perilaku cemburu merupakan suatu tantangan yang sulit diatasi, mengingat akar permasalahannya tidak mudah hilang dengan sendirinya.

Jika kecemburuan menjadi pola perilaku berulang, terutama dalam suatu hubungan, mungkin diperlukan intervensi terapis kejiwaan untuk mengendalikan perasaan cemburu dan mengatasi akar penyebab yang mendorong perilaku tersebut. (Mds/berbagai sumber)