Jakarta, MEDIASERUNI – Badan Kepegawaian Negara (BKN) meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) segera memperbarui kata kunci atau password, menyusul data ASN bocor, baik PNS maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
BKN bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk mengidentifikasi dan menginvestigasi dugaan kebocoran data ini.
Plt Kepala Biro Humas Hukum dan Kerja Sama BKN, Vino Dita Tama, menyatakan bahwa investigasi bertujuan memastikan keamanan data PNS dan mitigasi risiko.
“Investigasi ini bertujuan untuk memastikan keamanan data PNS dan mitigasi risiko yang perlu dilakukan,” ujar Vino, Senin 12 Agustus 2024, melansir Liputan6.
Kendati demikian, Vino menegaskan bahwa dugaan kebocoran ini tidak mengganggu layanan manajemen ASN. “Namun demikian, kami mengimbau kepada seluruh pengguna layanan BKN untuk segera memperbarui kata kunci atau password,” imbuh Vino.
Pembaharuan kata kunci wajib, sebut Vino, dilakukan secara berkala untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dugaan kebocoran data ASN ini pertama kali diketahui dari unggahan akun TopiAx di Breachforums pada 10 Agustus 2024.
Akun tersebut mengklaim memiliki data 4.759.218 ASN yang mencakup informasi pribadi seperti nama, tempat lahir, NIP, dan lainnya. Data tersebut ditawarkan seharga USD 10 ribu atau sekitar Rp 160 juta.
Lembaga riset keamanan siber CISSReC melakukan verifikasi acak pada 13 ASN yang namanya tercantum dalam sampel data dan menemukan data tersebut valid. Namun, ada kesalahan penulisan digit terakhir pada beberapa NIP dan NIK.
Chairman CISSReC, Pratama Persadha, menyatakan bahwa belum ada konfirmasi resmi dari BKN, BSSN, atau Kominfo terkait dugaan kebocoran ini.
Pratama juga menekankan pentingnya pembentukan Badan Perlindungan Data Pribadi dan regulasi yang tegas bagi penyelenggara sistem elektronik (PSE) yang mengalami kebocoran data.
Menurut Pratama, semua kementerian dan lembaga pemerintah harus rutin melakukan penilaian sistem teknologi informasi untuk mengidentifikasi dan menutup celah keamanan sebelum dimanfaatkan oleh peretas. (Ari/*)