Sutan Adang Alang seorang berkepandaian tinggi. Dialah saat itu tokoh silat paling disegani di tanah Minang. Aji Tapak Besi miliknya memang sangat ditakuti. Namun, begitu mudahnya mulutnya kena disumpal tanah.
Baru menimbang-nimbang begitu, mendadak Sersan Yono Sukirman berteriak. “Sialan! Haji Usman lenyap! Dia kabur…” Bukan main kagetnya Sutan Adang Alang, lantas menoleh.
Saat itu, dipunggung kuda dimana sebelumnya Haji Usman berada, tampak seorang serdadu dengan mulut melongo, tatapannya kosong, sambil memeluk leher kuda, seperti hilang ingatan.
Sadar yang kalau yang dibawanya sejak dari Kampung Persatuan bukan Haji Usman, detik itu juga semakin ciutlah nyali pengawal kota Deli itu. Terlebih lagi menyaksikan nasib anak buahnya yang sepertinya hilang ingatan.
Akan tetapi, dialah seorang Pengawal Kota Deli pada saat itu, tentu saja rasa ciutnya tak diperlihatkan pada anak buahnya. Maka, segeralah dia menyembunyikan rasa takutnya.
Berhadapan dengan si pelempar tanah saja, belum tentu dia menang, mesti dibantu dua orang kepercayaannya, apalagi ditambah Haji Usman yang kepandaiannya belum dapat dia ukur.