Mediaseruni.co.id – RADEN Jakfar Sodiq tak dapat menyembunyikan keterkejutannya kalau dihadapannya itu adalah Senapati Kediri Kalabenggol.
Dia memimpin sepasukan kecil berkuda yang kelihatannya sangat terburu-buru. Beruntunglah ketika itu Putra Ki Ageng Ngudung sudah menyembunyikan rombongan masuk ke dalam hutan.
“Heaa!”
“Heaaah!”
“Kuda goblok! Percepat larimu!” Dua kaki Kalabenggol menjepit perut kuda, hingga kuda yang ditunggangipun berlari kesetanan.
Dibelakangnya sekitar 25 prajurit mengikuti juga tak kalah cepat. Jakfar Sodiq cuma mengereyitkan dahi memandang kearah mana lenyapnya Kalabenggol.
“Hmm, benarlah Wiratama Lasem itu. Belakangan ini banyak orang-orang berkuda berseragam prajurit melintas di wilayah perbatasan. Yang mereka tunggangi memang kuda-kuda Keling, aku mengenali kuda-kuda itu. Tapi, yang didepan tadi… Tidak salahlah penglihatanku, dia memang Kalabenggol, Senapati Majapahit yang bertugas di Kediri.”
Berpikir begitu Putra Ki Ageng Ngudung lantas perintahkan rombongan bergerak. Perasaannya jadi was-was. Dia menaruh wasangka tak baik terhadap Senapati Kalabenggol.