Merekalah Donggo dan Bonggol, dua benggol kejam berilmu tinggi yang menguasai sekitar Hutan Dieng sebelum ditaklukan Diyeng Jalu dan anak buahnya.
Kehadiran empat orang berselubung hitam yang tak lain Wiratama Rawa Rawu bersama tiga prajurit pilihan melegakan hati Santri Utama Gunung Jati. Terlebih setelah tahu orang-orang berselubung hitam itu juga yang membantu rombongan petani di belakang.
Wiratama Rawa Rawu perwira Pajajaran berkepandaian tak tinggi, setingkat dibawah Senapati Kuda Rumpin dan Senapati andal Pajajaran Kuda Saksana. Berhadap-hadapan dengan Diyeng Jalu meski bukan lawan enteng masih dapat dia mengatasi.
Diyeng Jalu pun tak menyangka bakal berhadap-hadapan dengan Wiratama Pajajaran gentar juga hatinya. Golok bengkok yang jadi kebanggaannya seperti tumpul dihadapan Rawa Rawu.
“Benggol busuk! Cuma melompat bisamu Heh!” Rawa Rawu lepaskan pukulan jarak pendek.
“Setan…!” Diyeng Jalu memaki. Tapi terhenti. Sekejap itu dia gelagaab ketika bersamaan dia memaki tangannya yang memegang pedang kena ditangkap. Diyeng Jalu berusaha menarik tangannya, dan berhasil.