Jakarta, MEDIASERUNI.ID – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkap 12 temuan dalam pelatihan pembinaan karakter anak di barak militer ala Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Salah satu masalah utama yang disoroti adalah lemahnya layanan konseling akibat kurangnya guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah.
Menanggapi hal itu, pegiat pendidikan sekaligus aktivis bidang kesehatan mental anak dan remaja berbasis hipnosis, I Dewa Gede Sayang Adi Yadnya, menilai pentingnya guru BK menguasai keterampilan hipnoterapi.
Menurutnya, metode ini terbukti secara ilmiah dapat memperkuat efektivitas konseling, terutama dalam menangani luka batin anak akibat bullying atau konflik keluarga.
“Guru BK yang memiliki keahlian hipnoterapi tak hanya bisa mendampingi, tapi juga memberikan terapi langsung kepada siswa,” ujar Dewa, dikutip Kamis 22 Mei 2025.
Dewa mengatakan itu usai dinyatakan kembali kompeten sebagai Asesor BNSP RI periode 2025–2028, di Hotel Asyana Jakarta, Senin 19 Mei 2025.
Dewa menambahkan hipnosis bukan hanya untuk guru BK. Siapa pun yang peduli pada pendidikan dan tidak memiliki hambatan komunikasi dapat mempelajari teknik ini untuk membantu menjaga kesehatan mental siswa, terutama di sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga konselor.
“Semua orang yang tidak memiliki gangguan kemampuan komunikasi dapat mempelajari hipnosis. Artinya para pendidik dan masyarakat peduli pendidikan (Non-Guru BK) pun bisa menggunakan keterampilan hipnosis untuk diperbantukan menjadi pendamping kesehatan mental anak didik di sekolah,” kata Dewa.
Lebih lanjut, Dewa menegaskan layanan hipnosis dan hipnoterapi kini telah distandarisasi. Para praktisinya wajib tersertifikasi melalui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), menjamin kualitas dan keamanan layanan.
Dewa juga mengajak masyarakat untuk mengikuti sertifikasi melalui Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSP) Kompeten Hipnotis Indonesia (KHI). (*)