MEDIASERUNI.IDCandi Muara Takus di tengah hutan Kampar, Riau, memang tak banyak dibicarakan. Tapi siapa sangka, candi peninggalan kerajaan Sriwijaya yang berada di komplek batu kino ini, menyimpan rahasia masa lampau yang hingga kini masih menjadi misteri.

Bagi banyak orang, tempat ini hanyalah situs bersejarah biasa. Tapi bagi peneliti dan pecinta misteri, candi ini adalah teka-teki yang belum selesai terpecahkan. Siapa yang membangunnya, untuk apa, dan mengapa di tempat yang begitu terpencil, semua pertanyaan itu masih menggantung hingga hari ini.

Sebagian sejarawan menyebut Candi Muara Takus sebagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya, pusat agama Buddha yang berjaya di abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Namun, keanehan langsung terlihat dari bentuk arsitekturnya yang berbeda jauh dari candi-candi Sriwijaya lainnya.

Struktur bata merah dan batu pasirnya justru mengingatkan pada gaya arsitektur India Selatan dan Asia Tengah. Seolah ada pengaruh dari peradaban yang datang dari jauh, atau mungkin peradaban yang sudah lebih dulu hilang sebelum Sriwijaya berdiri.

Baca Juga:  PLN Cetak Hattrick, Kinerja Keuangan Terbaik Sepanjang Sejarah

Yang membuatnya makin misterius, tak ada satu pun prasasti atau catatan kuno yang menyebut nama Muara Takus. Padahal, kerajaan besar seperti Sriwijaya dikenal meninggalkan banyak inskripsi dan catatan perjalanan biksu.

Keheningan sejarah ini membuat para peneliti curiga, mungkinkah candi ini merupakan pusat spiritual rahasia, semacam tempat suci yang tak dibuka untuk publik, atau justru, candi ini dibangun oleh masyarakat yang lebih tua dari Sriwijaya, peradaban yang kini hanya tersisa jejak batunya.

Letaknya pun tidak biasa. Muara Takus berdiri di tengah hutan dan tepi Sungai Kampar Kanan, jauh dari pusat pemukiman besar zaman dahulu. Posisi ini menimbulkan dugaan bahwa candi tersebut dulunya berfungsi sebagai tempat pemujaan tersembunyi atau titik transit spiritual bagi para biksu yang menempuh perjalanan antara Nusantara dan India.

Ada pula teori yang menyebut lokasi ini dipilih karena memiliki kekuatan energi bumi, semacam “titik chakra” Nusantara yang dianggap sakral sejak ribuan tahun silam.

Baca Juga:  Benarkah Memasak Sudah Menjadi Naluri Perempuan, Simak Faktanya

Kisah mistis di sekitar candi juga memperkuat auranya sebagai tempat penuh misteri. Warga sekitar sering bercerita tentang cahaya api kecil yang melayang diatas candi pada malam hari, yang mereka sebut “api ghaib”.

Katanya, itu tanda roh para pendeta atau leluhur sedang bersemedi di sana. Beberapa peneliti yang bermalam di lokasi bahkan mengaku melihat kilatan cahaya aneh di puncak struktur utama, tanpa ada sumber api atau listrik di sekitar.

Selain itu, banyak peziarah dan pencari spiritual yang percaya bahwa Muara Takus memiliki getaran energi yang kuat. Mereka yang bermeditasi di sini mengaku merasakan sensasi aneh, tubuh menjadi ringan, pikiran tenang, seolah terserap oleh suasana hening yang dalam.

Hingga kini, misteri Candi Muara Takus masih menggoda imajinasi siapa pun yang menatapnya. Ia berdiri anggun, diam, tapi seolah menyimpan kisah besar yang belum selesai diceritakan. (*)